6

1690 Kata
Mereka berdua sudah berada di depan kelas 10 IPS 2 yang mana sekarang ini sedang sangat ramai karena memang guru pelajaran pertama adalah Pak Bowo yang baru sampai disana bersama dengan mereka berdua. "Kebiasaan anak-anak pasti kalo ada guru yang lama datang kayak gini. Sebentar ya saya masuk dulu kalian disini sebentar." ujar Pak Bowo membuat mereka mengangguk. Kini mereka berdua hanya diam saja sambil saling menatap. Sebenarnya mereka sangat canggung sekarang ini karena mereka juga masih kaget mereka sudah bisa bertemu kembali dalam kurun waktu belum ada dua puluh empat jam. Bahkan dua belas jam pun juga belum ada. "Ga nyangka, ternyata Lo bener kita bakalan ketemu lagi, Gama. Salam kenal Gama, semoga kita bisa jadi teman." ujar Lara tersenyum pada Duka. "Salam kenal juga Senja. Gua juga ga nyangka kalo bakalan secepat ini kita bertemu lagi." jawab Duka dan setelah itu pembicaraan mereka terhenti karena Pak Bowo yang meminta mereka untuk masuk ke dalam kelas. "Nah anak-anak jadi gua ini dua teman baru kalian. Gama dan Senja silahkan perkenalkan diri kalian." ujar Pak Bowo kepada mereka berdua. Mereka mengangguk dan kini Gama yang memperkenalkan dirinya dahulu. Sebenarnya perkenalan adalah sesuatu yang sangat tidak Duka sukai karena pasti tiap ia sedang melakukan perkenalan, orang-orang selalu menatapnya dengan pandangan aneh karena namanya yang sangat menyedihkan juga. "Halo semua perkenalkan nama gua Duka Arkarna Gamaliel, kalian bisa panggil gua Arka atau Gama." ujar Duka dan benar saja tatapan mereka langsung menatap ke arah Duka dengan pandangan yang aneh sekarang. Bahkan saat Duka menatap ke arah Lara, Lara seperti sangat terkejut. "Hah? Ga salah sama namanya?" tanya siswa yang ada disana. Lalu setelahnya siswa lainnya ikut ribut juga membahas tentang nama Duka. Mereka juga penasaran apakah Duka ada hubungannya dengan siswa baru yang tadi berada di depannya karena jujur saja mereka belum mengetahui. Nama itu, kenapa nama itu juga terdengar menyakitkan kayak nama gua? Kenapa gua sama Gama banyak kesamaan? Dam gua juga heran kenapa rasanya nama gua sama dia kayak bersinggungan. Duka dan Lara, seperti nama yang cocok untuk orang-orang yang penuh luka kayak gua dan dia. Tuhan, pertanda apa lagi ini? Aku sama sekali ga paham apa yang kini tengah Engkau rencanakan karena jujur aja semuanya menjadi semakin abstrak jika dipikirkan lagi lebih dalam. Sebenarnya, siapa kamu Duka Arkarna Gamaliel, kenapa kamu muncul secara tiba-tiba? Batin Lara menatap ke arah Duka. "Senja, sekarang giliran kamu untuk memperkenalkan diri." ujar Pak Bowo. Senja pun akhirnya sadar dari lamunannya dan ia berjalan ke depan. "Hai semua, kenalin gua Lara Gemitir Senja, kalian bisa panggil gua Senja." ujar Lara yang kini membuat seluruh siswa menjadi sangat heboh sekali. Sementara Duka menatap terkejut ke arah Lara yang ada di depannya. "HAH?!" ujar sekelas tampak serempak setelah mereka mendengar nama panjang dari Lara. Mereka sangat heran dan bingung sebenarnya kenapa bisa ada dua nama ini di kelas mereka dan lucunya dua nama sedih itu bergabung ke kelasnya di hari yang sama dan jika dilihat dari kursi dan meja yang ada dapat disimpulkan bahwa mereka berdua nanti akan semeja. "Ini lagi adegan apaan deh? Prank ya ini? Bisa-bisanya nama Lo berdua seirama gitu tapi nama kalian bener-bener nyakitin banget." ujar salah satu siswa yang kini tampak terbengong sembari menatap ke arah mereka berdua. Sementara yang ditatap kini hanya diam tanpa kata di depan kelas sana. Lara Gemitir Senja? Gua pikir namanya Senja, bagus tapi kenapa harus ada Lara dan Gemitir? Karena ada nama itu jujur aja nama Lo menjadi nama yang menyakitkan. Bahkan ga cuma itu aja, tapi nama Lo juga entah kenapa serasi sama nama gua yang ga kalah menyedihkan sama nama Lo. Kenapa ini terjadi sama kita? Kenapa Tuhan mempertemukan kita, Senja? Dan kenapa juga harus tadi malam kita bertemu untuk pertama kalinya? Batin Duka. "Kok malah pada bengong, itu beneran nama asli Lo berdua? Atau Lo pada lagi ngibulin kita ya?" tanya salah satu siswa yang menatap penasaran. "Iya, itu nama asli kita." ujar Duka kepada siswa tersebut yang kini membuat kelas menjadi semakin heboh yang akhirnya Pak Bowo harus menggebrak meja agar mereka diam. Mereka semua sudah diam sekarang. "Baik Gama dan Senja silakan kalian duduk di tempat yang kosong itu ya." ujar Pak Bowo memperlihatkan satu meja dengan dua kursi yang kosong. Itu lah tempat mereka di kelas ini, mereka akan menjadi teman satu meja juga sekarang. Sungguh semuanya tampak masih sangat membingungkan juga. Gua satu meja sama Senja, wow benar-benar rencana Tuhan ga pernah bisa diterka. Ini benar-benar membuat gua kaget dan ga tahu harus gimana. Gua tahu, Lara pasti juga lagi bingung. Batin Duka yang kini mereka sudah duduk di tempat yang tadinya kosong. Banyak sekali teman kelas yang kini menatap ke arah mereka berdua dengan pandangan yang seakan bertanya apakah semua ini nyata atau tidak. Mereka benar-benar bingung sekarang. Pembelajaran saat itu sudah dimulai, dan sekarang Duka baru teringat ia masih belum memberi tahu kepada kedua temannya di sekolah yang lama bahwa ia sudah pindah ke sekolah lain. Mungkin mereka sekarang sedang bingung mencari keberadaan dari Duka yang tidak terlihat di sekolah. Selama pembelajaran berlangsung, Duka dan Lara sama sekali tidak ada pembicaraan apa pun. Bahkan Lara terlihat sangat fokus dalam pembelajaran kali ini. Ia memang harus fokus belajar agar nilainya tidak turun karena bisa gawat jika nilainya turun, ia hanya takut sponsor beasiswanya tidak lagi mau membiayainya dirinya lagi. Bisa-bisa ia langsung di drop out dari sekolah ini ksrena tidak sanggup membayar uang sekolah. Kabarnya uang sekolah disini baik uang SPP, uang gedung maupun uang yang lainnya adalah biaya paling mahal yang pernah terdengar di sekolah-sekolah yang lainnya. Nilainya perbulan bisa sampai ratusan juta. Entah sebenarnya Lara juga bingung. Lara bingung kenapa sponsornya itu memindahkan dirinya ke sekolah yang sangat mahal dan bergengsi seperti ini. Padahal di sekolah yang dulu juga bagi Lara sudah cukup baik. Namun entah lah, bagi Lara yang penting ia tetap bisa sekolah. Itu lah yang sangat penting bagi kehidupan Lara tersebut. "Baik anak-anak pembelajaran kali ini saya cukupkan sekian, selamat beristirahat anak-anak." ujar Pak Bowo yang sekarang ini sudah pergi meninggalkan kelas. Saat Pak Bowo meninggalkan kelas, entah mengapa banyak sekali anak kelas yang mengerubungi Lara dan Duka sekarang ini. Hanya ada beberapa saja yang masih tetap tinggal di mejanya, itu pun mereka juga sembari menatap penasaran ke arah keduanya. Entah apa yang kini ada di pikiran mereka semua Lara dan Duka pun juga tidak mengetahui. "Maaf ada apa ya?" tanya Lara kepada mereka yang kini masih mengerubungi Lara dan Duka sembari menopang dagu dan menatap ke arah mereka berdua dengan penuh seksama membuat Lara dan Duka tak nyaman. "Lo berdua kembar atau masih saudara?" tanya salah satu siswa. "Enggak, kita ga ada hubungan apa-apa. Just a friend." jawab Lara. "But why your name and him name is so klop. Sumpah nama kalian itu deep banget, bikin hati tersayat banget." ujar salah satu cewek yang tampak sangat heboh ketika menatap ke arah mereka. Bisa dipastikan bahwa cewek itu merupakan cewek yang sangat bawel, bahkan paling bawel di kelasnya. "Eh sebentar, Duka..." ujar salah satu cewek kepada Duka saat ini. "Sorry, kalo bisa panggil gua Arka atau Gama aja." jawab Duka sebelum cewek tadi melanjutkan perkataannya. Cewek itu tampak mengangguk juga. "Okay sorry, Arka gua mau tanya sama Lo. Lo ada hubungannya sama cowok yang tadinpagi berangkat iring-iringan sama Lo? Yang tadi pagi pakek mobil BMW?" tanya cewek itu lagi. Duka sudah duga bahwa pasti akan ada perkataan seperti ini. Ia yakin pasti ada yang menanyakan apa hubungannya dengan Raksa karena memang sebenarnya mereka sangat mirip sekali. "Iya, Bang Raksa itu kakak gua." jawab Duka membuat para cewek terkejut dan mereka berteriak kegirangan sekarang ini. Sungguh mereka tak menyangka bahwa sekolah mereka kedatangan lagi Most Wanted Boy dan kali ini mereka adalah kakak adik yang dilihat dari mobil dan outfitnya bisa dikatakan bahwa mereka ini berasal dari keluarga yang sangat kaya raya. "Gua udah yakin sih kalo Lo berdua itu pasti ada hubungan. Sumpah sih ya Abang Lo dan Lo itu cakepnya bikin para cewek jadi terbang kalo ngeliatnya. Sumpah sih kita bahagia banget dengan kedatangan Lo." ujar cewek itu dan cewek lainnya juga ikut mengerubungi mereka berdua membuat suasana disana menjadi sangat canggung tapi juga sangat ramai. "Ding Dong Ding Dong minggir guys, bikin gerah aja Lo semua." ujar salah satu cowok yang sedari tadi sama sekali tidak melihat keanehan dalam diri Lara maupun Duka. Cowok itu mungkin salah berapa dari orang yang menatap mereka dengan wajar. Karena di kelas ini masih ada beberapa yang tidak perduli dengan nama dari Duka dan juga Lara tersebut. Cowok itu kini mendekati Duka dan Lara membuat yang lainnya menjadi sangat cemberut. "Apaan sih Yesa, Lo tuh ganggu aja deh." ujar salah satu cewek disana. "Heh ngawur Lo, Lo pada tuh yang ganggu ketenangan mereka berdua di kelas ini. Kelas jadi rame gegara Lo pada tahu ga." ujar cowok bernama Yesa. “Yee bilang aja kalo lo pasti kesel kan karena ada Most Wanted Boy yang baru disini. Lo pasti kalah kalo sama Gama jadi ga usah gimana-gimana deh Yesaya lo tetep kalah dari Gama.” ujar cewek tadi yang paling cerewet dan Yesa hanya memutar bola matanya saja. “Up to you, orang gua mau ngajak mereka temenan juga. Minggir sana lo pada yang kayan dora. Kepo bener idupnya dah.” jawab Yesa dan itu berhasil membuat teman-teman ceweknya itu kini pergi meninggalkan Lara dan Duka. Lara dan Dula pun sangat lega karena mereja sudah terbebas dari cewek-cewek tadi. Sebenarnya Lara tidak terhitung karena Lara hanya terperangkap saja disana bersama Duka yang menjadi idola baru di SMA Garuda Jaya ini. “Thanks ya bro.” ujar Duka kepada Yesa. “Sama-sama bro, santai aja. Oh ya nama gua Yesaya. Bisa dipanggil Yesa atau Yesaya, tapi terkhusus buat Senja bisa panggil gua Yesayang deh hehehe.” ujar Yesa yang sepertinya sangat lucu dan energic. “Ga usah di dengerin itu Yesaya, emang agak sengklek anaknya. Hai Senja, kita ketemu lagi. Kayaknya kita harus jadi teman nih heheh. Hai Gama, kenalin gua Fara.” ujar Fara yang memang sekelas dengan mereka. “Iya Fara hehehe, kita bisa jadi teman. Yesa juga.” jawab Lara. “Yap, salam kenal juga Yesa dan Fara.” jawab Duka sekarang ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN