Beberapa siswa tampak penasaran dengan apa yang terjadi oleh cewek yang dibawa oleh Genk sengklek itu sekarang ini. Pasti mereka habis melakukan sesuatu yang aneh, mereka habis menjahili seseorang tanpa berpikir panjang. Memang selalu seperti itu Genk mereka yang sangat jahil itu.
"Eh ini kenapa UKS jauh banget sih woy." ujar Beryl kepada mereka.
"Diem Lo woy, bukan Lo juga yang gendong nih cewek. Bawel banget dah Lo tuh ya." ujar Geo kepada Beryl membuat Beryl cemberut saat ini juga.
"Eh bawa ke UKS GOR aja deh yang deket." ujar Beryl dan mereka semua pun mengangguk. Kini mereka berjalan menuju ke GOR dan masuk ke dalam. Sebenarnya ada yang sedang bermain basket sekarang ini mereka permisi.
"Bang pinjem UKS nya ya. Mau ke UKS utama kejauhan." ujar Beryl dengan berteriak dan anak-anak basket pun mengangguk sembari memberikan jempol. Tampak sekarang mereka sudah masuk dan di dalam ada beberapa anak PMR. Mereka pun bertanya-tanya kenapa mereka membawa cewek pingsan dan ada apa dengan cewek pingsan yang dibawa.
"Ini kenapa kok bisa pingsan?" tanya Rika, kakak kelas yang menjadi ketua PMR SMA Garuda Jaya. Sekarang ini mereka mengatakan semuanya.
"Tadi ga sengaja kepentok bola dari kita kak." ujar Geo membuat Rika menatap curiga kepada mereka karena ia yakin bahwa mereka tidak mungkin tidak sengaja. Pasti mereka sengaja dan sedang bermain-main tadi itu. Ia sudah sangat hafal dengan mereka. Hal yang mereka lakukan sudah biasa.
"Ga mungkin ga sengaja, udah banyak korban Lo. Tadi kenapa bisa kepentok?" tanya Rika kepada mereka sekarang ini. Mereka pun sudah menyangka bahwa pasti mereka tidak bisa berbohong pada Rika tersebut.
"Kita tadi niatnya cuman mau ngenain bola ke minumannya aja tapi ternyata malah kena mukanya." ujar Geo kepada Rika dengan jujur dan kini Rika tampak menatap ke arah mereka dengan pandangan kesalnya itu. Ia tidak tahu sebenarnya mereka ini punya otak atau tidak karena ini benar-benar membingungkan sekali. Entah lah yang pasti semuanya membuatnya kesal.
"Bener-bener ya kalo ngelakuin sesuatu ga ada mikirnya Lo semua." ujar Rika kepada mereka. Kini Rika tampak melihat wajah cewek itu dan ia yakin bahwa ia baru pertama kali melihat wajah cewek tersebut sekarang ini.
"Ini siswa baru?" tanya Rika dan mereka hanya mengangguk karena mereka juga meyakini bahwa mereka semua merupakan siswa baru juga.
"Lo pada besok-besok mikir lagi deh, liat nih pipi cewek ini merah kayak abis ditampar. Lo pada emang mau tuh punya pipi kayak gitu? Sembarangan emang ya Lo pada tuh kalo main-main." ujar Rika marah-marah ke mereka.
"Hah? Bekas ya kak? Anjir gimana dong." ujar Berly sekarang ini. Sementara itu Fajar tampak mendekati Lara yang masih pingsan tersebut. Sekarang ini Fajar mengelus lembut wajah Lara yang sekarang ini memang terdapat bekas merah karena ulah mereka tadi. Sebenarnya Fajar tadi sudah tidak setuju karena ia tahu bahwa bola itu akan berakhir di wajah Lara melihat bahwa bola itu sangat besar. Namun tadi teman-temannya tidak mendengar.
Kedua teman Fajar dan Rika sekarang ini terdiam melihat apa yang dilakukan oleh Fajar tersebut. Entahlah rasanya mereka aneh melihat Fajar melakukan hal itu. Mungkin ini pertama kalinya Fajar melakukan hal tersebut. Mereka sampai menahan nafas mereka saking terkejut dan gemasnya itu.
Tak lama setelah itu terdengar bel berbunyi, sekarang ini Fajar berbalik ke arah mereka. Fajar menatap mereka semua yang kini terlihat menatapnya.
"Kak Rika balik ke kelas aja kak, biar gua yang jaga dia. Lo semua cari kelasnya dia terus ijinin kalo dia sakit di UKS. Habis itu balik ke kelas." ujar Fajar kepada mereka. Mereka pun mengangguk saja dan menurut. Kini mereka sudah keluar dari UKS tersebut dan sekarang mereka sudah berada di depan pintu UKS. Tampak mereka terdiam selama beberapa saat dahulu.
"Hei, itu Fajar kesambet apa ya? Itu cewek ga bakalan diapa-apain kan sama Fajar ya?" tanya Beryl kepada yang lainnya dan mereka tampak diam.
"Gua ga tahu, tapi gua yakin ga bakalan kenapa-kenapa karena diantara kita semua yang paling waras itu ya Fajar. Cuman gua ga tahu kenapa Fajar kayak perhatian sama itu cewek padahal sebelumnya dia ga pernah kayak gitu. Kalo pun ada kejadian kayak gini pasti dia cuman gendong sampe UKS terus dia pergi. Lah tapi ini dia malah nawarin buat jagain kan aneh." ujar Geo.
"Udah deh dengerin aja temen Lo itu, sekarang Lo cari tuh cewek di kelas apa terus Lo ijinin baru lo pada balik ke kelas Lo." ujar Rika dan mereka melakukan apa yang diminta oleh Rika. Sekarang ini tampak mereka sudah pergi dari sana dan sekarang ini mereka sudah berjalan ke kelas-kelas.
Sementara itu Duka, Yesa dan Fara sudah sampai di kelas mereka, tapi saat sampai di kelas mereka sama sekali tidak melihat keberadaan dari Lara.
"Kemana Senja? Kok ga ada sih di kelas?" tanya Fara pada mereka.
"Dini, Lo lihat ga kemana Senja?" tanya Yesa kepada temannya yang biasanya selalu ada di kelas. Dini pun melihat ke arah tempat duduk Lara itu.
"Lara maksudnya? Dia sih dari Lo pada pergi tadi selang dua menitan dia langsung pergi bawa buku sama minum ga tahu deh kemana." ujar Dini membuat ketiga orang tersebut saling menatap dengan pandangan bingung karena tadi Lara mengatakan bahwa Lara ingin berada di kelas saja juga. Namun kenapa Dini mengatakan hal tersebut dan jika dilihat sekarang memang apa yang dikatakan oleh Dini itu merupakan sebuah fakta juga.
"Kok Lara ga balik-balik ya? Gua takut dia kesasar deh." ujar Fara itu.
"Gini deh, mending sekarang kita cari aja gimana? Kebetulan ini gurunya ga ada kan." ujar Yesaya karena memang beberapa waktu yang allu saat mereka baru saja masuk ke kelas memang dikatakan bahwa mereka free class. Hal itu dikarenakan guru mereka yang sedang sakit dan tidak berangkat.
Namun katanya tadi mereka akan mendapatkan guru pengganti dari mahasiswa yang sedang magang disana. Jika dengan mahasiswa Yesaya masih berani jika nanti dirinya akan terlambat masuk. Ia pun kini mengajak mereka dan sekarang ini ia meminta pada temannya jika sudah ada mahasiswa diijinkan terlebih dahulu. Namun belum mereka keluar sekarang ini mahasiswa sudah datang saja. Jadinya mereka urung melakukannya.
Sementara itu sekarang Beryl dan Geo terlihat sangat bingung. Mereka sudah menghabiskan kelas IPA tapi sama sekali belum ada keterangan bahwa cewek tadi merupakan anak IPA. Sekarang mereka jadi bingung.
"Kemana lagi nih, itu anak muka IPA juga masa anak IPS sih." ujar Geo.
"Ya harusnya anak IPS, lha kalo bukan anak IPS kenapa kita cari pas di anak IPA dia ga ada. Kan aneh ya kalo gitu. Ya udah lah kita cari lagi yok di IPS." ujar Beryl dan mereka melangkah ke koridor kelas IPS sekarang ini. Sementara itu sekarang ini Yesaya mengatakan pada kakak mahasiswa bahwa ia ingin pergi ke toilet. Ya sebenarnya itu hanya alasan saja karena ia tadi baru saja mendapatkan pesan dari Kak Rika bahwa teman-temannya membuat masalah lagi. Kak Rika memang dekat dengannya karena Kak Rika merupakan sepupu dari Yesaya. Kini Yesa sudah keluar dari kelasnya itu.
Entah ini kebetulan atau apa tapi sekarang ini di depannya sudah ada dua temannya yaitu Beryl dan Geo yang baru saja ingin mengetuk pintu kelas sebelah yaitu kelas 10 IPS 1. Yesa mendekati mereka berdua sekarang ini.
"Heh mau ngapain Lo? Jangan isengin kelas itu dulu gurunya baru galak. Lo pada buat masalah apa?" tanya Yesa pada mereka dan mereka sudah menduga bahwa Yesa pasti sudah tahu tentang hal ini dari Kak Rika juga.
"Kita ga mau ngisengin. Kita lagi cari kelas anak yang pingsan tadi. Itu ga sengaja sumpah deh, sayangnya itu kayaknya anak baru sih jadi ya kita ga tahu dia kelas mana." ujar Geo dan perkataan Geo membuat Yesa langsung terpikirkan dengan Lara. Entah kenapa ia langsung berpikir bahwa itu Lara.
"Bentar, namanya siapa?" tanya Yesa kepada mereka berdua saat ini.
"Namanya deep banget sih. Lara Gemitir Senja." ujar Beryl tersebut.
"b******k Lo pada ya. Gua lagi mau nyari dia juga. Tunggu disini biar gua yang bilang ke mahasiswa di dalam. Sekarang dia dimana?" tanya Yesa.
"Oh dia anak kelas Lo? Ah kenapa ga dari tadi juga. Dia ada di UKS GOR sih sekarang, sama Fajar. Sebenarnya ga usah kesana Yes, gua sama Beryl juga mau ke kelas kok." ujar Geo kepada Yesa dan Yesa menyuruh mereka ke kelas saja sekarang. Mereka pun sudah menuju ke kelas, Yesa kembali ke kelas sekarang ini. Ia tidak berpikiran gimana-gimana yang penting ia menghubungi mahasiswa dulu agar mengizinkan Lara dan juga ia ingin ijin.
Ia sama sekali tak berpikiran untuk mengatakan kepada Fara atau Duka karena menurutnya ia bisa mengatakannya tadi saja tidak untuk sekarang. Ia takut menganggu mereka, sekarang ini ia ingin masuk tapi ia bertemu dengan kakak mahasiswa. Jadi ia mengatakannya di depan kelas saja sekarang ini.
"Sorry kak, saya mau ijin ke UKS. Oh ya tolong nanti di absen ijinin Lara Gemitir Senja karena sekarang dia lagi di UKS, pingsan. Saya mau kesana. Makasih." ujar Yesa kepada mahasiswa tersebut dan mahasiswa itu mengangguk. Ia masuk ke dalam lalu menulis di absen dengan apa yang dikatakan oleh Yesa tadi. Kini Yesa sudah keluar dari koridor kelas IPS itu.
Yesa sudah berada di dekat GOR SMA Garuda Jaya sekarang, ia langsung masuk ke dalam dan ternyata ada beberapa kelas yang sedang mengikuti kelas olahraga. Ia pun langsung masuk ke dalam saja sekarang ini.
Sementara Fajar sekarang ini menatap ke arah perempuan yang ada di depannya ini. Sejak tadi melihat Lara masuk ke taman belakang sekolah ia sudah terlalu fokus kepada Lara. Entah kenapa ada sesuatu yang membuat dirinya menatap terus ke arah Lara.
Namanya menyakitkan, Lara Gemitir Senja. Kenapa nama lo semenyakitkan itu? Batin Fajar yang kini sudah mengelus lembut rambut Lara. Entah kenapa ia suka melakukan hal ini. Ia benar-benar terkejut dengan apa yang ia lakukan ini. Sebelumnya ia tidak pernah merasakan hal seperti ini.
Melihat Lara rasanya ia ingin selalu menjaga Lara, tapi ia juga bertanya kenapa rasa ini hadir tiba-tiba saja kepada dirin nya itu? Ini sungguh aneh ia rasa.