IRHAN FEAT LISTY

1016 Kata
“Halo selamat malam semua, sugeng ndalu,” kata Listy. “Saya nggak tahu loh saya nggak bisa nyanyi, jadi kalau nanti suara saya sengau atau enggak enak tutup telinganya saja deh ya,” kata Listy yang dia juga tanpa ragu langsung menuju panggung saat dipanggil oleh singer café. “Mbak mau pegang organ atau gitar? Ada satu gitar lagi kok,” kata singernya. Sebenarnya hanya sekedar menawarkan, tak berharap akan direspon Listy. “Pakai gitar boleh deh,” kata Listy, Irhan tentu saja tidak percaya ternyata Listy berani memperlihatkan kemampuannya. “Seperti tadi Mas Irhan saya juga ngajak yang bisa nyanyi mari merapat atau mau nemenin saya di sini biar dekat-dekat sama Mas Irhan dan Mas yang ganteng ini. Monggo loh,” kata Listy sambil menunjuk singer café. “Gawat nek aku dianggep ganteng. Nanti bojoku marah Mbak, kalau banyak yang ngedeketin,” kata singer café. “Saya coba lagu lama ya, ya nggak lama banget lah. Lagunya BCL judulnya KARENA KUCINTA KAU, kayaknya enak di lagu itu. Yang bisa nyanyi ikutan bersenandung, atau yang nggak suka mohon maaf dan tutup telinga saja agar kenangan pahitnya tak melintas,” Listy menyebut itu semua, padahal semua kata itu buat dirinya sendiri. Listy mengutak utik senar gitarnya. Setelah dia rasa pas, dia pun mulai memainkan lagu itu sambil mulai bernyanyi. Jika ada yang bilang ku tak baik Jangan kau dengar Jika ada yang bilang ku berubah Jangan kau dengar Banyak cinta yang datang mendekat Ku menolak Semua itu kar'na ku cinta kau Walau ada senyum di wajah Listy, sesungguhnya dia menangis. Banyak lelaki yang dia singkirkan saat menerima cinta Galih dulu. Saat kau ingat aku, ku ingat kau Saat kau rindu, aku juga rasa Ku tahu, kau s'lalu ingin denganku Kulakukan yang terbaik, yang bisa kulakukan Tuhan yang tahu ku cinta kau Tepuk tangan pun membahana saat Listy selesai menyanyikan lagu tersebut suaranya memang benar-benar mantap. “Mas Irhan sudah nyanyi sendiri, Mbak Listynya juga sudah nyanyi sendiri. kayaknya nggak afdol ya kalau kita nggak dengar mereka duet,” pancing singer café, tentu saja semua setuju dengan permintaan singer café tersebut. “Wah aku nggak ngerti ki arep tembang opo,” kata Irhan dengan bahasa jogjanya. “Wah Mas Irhan ini bahasa jogjanya sudah mahir ya, saya harus belajar banyak nih,” kata Listy. “Saya belum jadi orang Jogja jadi saya belum bisa bahasa Jawa. mengerti tapi belum bisa mengucapkan. Kami nggak siap. Terus terang kami nggak siap jadi enggak lah untuk nyanyi duet,” tolak Listy. “Ayo Mbak bertiga, kita nggak apa-apa. Karena tadi Mbak sudah nyanyi lagu BCL, kita nyanyi lagu BCL-nya feat Ari Lasso saja yuk Mbak,” kata singer café. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Oh iya, ingat lagu itu tapi lupa liriknya. Sebentar aku ta’ cari liriknya dulu. Soalnya nggak terlalu hafal,” kata Listy. Dia pun mencari lirik lagu di HP. “Mas Irhan masih di organ atau bagaimana?” tanya singer café lagi. “Iya, ingat kok lagu itu, aku pakai organ saja enggak apa-apa,” Irhan mencoba mencari nada. Listy mendekat menarik kursinya ke dekat Irhan karena kan mereka mau duet. Tiba saatnya kita saling bicara Tentang perasaan yang kian menyiksa Tentang rindu yang menggebu Tentang cinta yang tak terungkap Sudah terlalu lama kita berdiam Tenggelam dalam gelisah yang tak teredam Memenuhi mimpi-mimpi Malam kita Duhai cintaku, sayangku, lepaskanlah Perasaanmu, rindumu, seluruh cintamu Sambil menyanyi Irhan memandang Listy, begitu pun sebaliknya. Mereka menyanyi duet, layaknya pasangan kekasih seperti lirik lagu yang mereka nyanyikan. Hanya sebatas lagu, tapi seakan mereka memang akrab. Dan kini hanya ada aku dan dirimu Sesaat di keabadian Jika sang waktu bisa kita hentikan Dan segala mimpi-mimpi jadi kenyataan Meleburkan semua batas Antara kau dan aku ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Jos ya suara mereka, memang benar-benar pasangan yang hebat. Dua-duanya juga hebat main musiknya. Terima kasih lho mbak Listy. Bagaimana kalau satu lagu lagi,” pinta singer café. “Kalau kata Mas Irhan, boleh satu lagu lagi tapi bayaranmu buat aku ya,” kata Listy. Tentu saja singernya langsung terbahak. “Mundur ah. Saya malu nanti malahan panggungnya roboh nek saya nyanyi terus di sini. Biar Mas Irhan saja sama masnya monggo lanjut,” Listy pun mundur setelah dia menyanyikan satu lagu sendiri dan satu lagu duet bersama dengan Irhan tadi. Selanjutnya Irhan dan singer cafe masih menyanyikan dua lagu lagi sebelum naik seorang gadis dengan pakaian sedikit terbuka dan minta diiring menyanyi lagu dangdut. Suasana pun panas karena penyanyi itu bergerak erotis. Irhan membuang wajah. Dia masih mengiringi, tapi tak ingin melihat atraksi penyanyi tersebut. Biar bagaimana pun dia jengah melihat gaya seronokpenyanyi tersebut. “Kita sambil pesan makan yuk,” kata Antopada adiknya.. “Iya Mas pesan saja. Kan kalau pesan harus ke sana sekalian bayar,” ucap Listy. “Menunya apa saja sih?” Anto mengira Listy pernah merasakan makanan yang tersedia. “Banyak kok menunya tadi, tapi aku belum pernah coba, dulu aku hanya pesan pisang goreng saja.” akhirnya Listy memesankan juga buat Irhan sekalian dan Anto yang membayar ke kasir di depan. “Ini nggak nyaman banget ya Mas. Orang yang mau makan harus jalan dulu ke kasir. Harusnya ya sekalian saja nanti pulang kenapa sih.” “Mungkin karena ini tipenya nggak satu pintu masuk, jadi mereka takut pengunjung belum bayar sudah pergi.” “Ya di pintu keluar mereka kasih lihat bill saja atau bayarnya di pintu keluar jadi setiap pintu keluar ada kasir,” kata Listy. “Iya seharusnya seperti itu. Tinggal menyebutkan meja berapa lalu bayar. Jadi nggak seperti ini. Kita bolak-balik ke kasir dulu baru nanti makanan diantar seperti nggak dipercaya bahwa kita bayar,” ungkap Anto. “Iya Mas. Nanti punya kita nggak seperti itu. Jadi di setiap pintu keluar ada kasir. Bukan setiap pesan bayar dulu,” Listy akan mengubah system di café ini nanti di café nya agar pengunjung nyaman. Suasana di panggung makin hangat, si penyanyi mendesak duduk satu kursi di organ tunggal membuat Irhan tak nyaman, Listy melihat itu semua kebetulan saat Irhan melihatnya. Tentu Irhan menjadi sangat tak enak. Tapi Listy tak peduli. Dia bukan siapa-siapanya Irhan jadi tak menggubris semua itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN