CINTA LUAR BIASA

1101 Kata
“Aku rasa siapkan saja di sudut satu kamar tempat untuk peralatan dan langsung dikunci saja. Jadi malam drum, organ dan gitar segala macamnya masukkan ke situ. Dikunci. Bahaya juga kan kalau terbuka. Orang bisa rusak atau pun dicuri. Jadi satu lokal di sudut panggung, kecil saja, orang nanti mengira toilet kecil. Tapi sebenarnya itu adalah tempat alat-alat sound system dan segala macamnya. Masukkan di situ kalau malam. Nanti begitu pagi, kamu bilang ada buat anak-anak ya tinggal dikeluarkan. Didorong saja semuanya sudah menggunakan tatakan dorong sehingga tak menyusahkan.” “Jadi jangan disimpan jauh-jauh. Tetap di panggung saja,” kata Irhan. “Wah boleh juga tuh, jadi nggak perlu orang angkat-angkat ke mana-mana ya, tinggal dorong saja.” “Iya tatakan dorongnya nanti ada kunci seperti kursi roda. Kursi roda kan ada kuncinya sehingga saat tidak digunakan dia tidak bisa menyeluntur jalan sendiri. Atau sama saja stroller bayi. Kan ada kuncinya. Seperti itulah. Aneh kan kalau drum lagi dipukul lalu dia bergerak karena roda bawahnya menggelinding. Jadi harus dikunci semuanya.” ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Selamat sore jelang malam. Wow rupanya hari ini Mas Irhan datang dari Jakarta dan bawa teman nih. Tapi kayaknya mbaknya pernah saya lihat ya,” kata penyanyi café yang sudah duduk di panggung untuk menyanyikan lagu. “Biasanya mas Irhan walaupun datang hari gini, tetap tidak mau kalau suruh nyanyi saat masih sore.” “Jadi sebagai pemanasan saya akan menyanyi duluan. Ada yang mau request atau malah ada yang mau nyanyi duluan? Saya nggak nampik loh. Silakan maju ke depan untuk menyanyikan lagu kesenangan kita,” kata singer-nya. Ada seorang gadis yang maju. “Wah rupanya kamu sudah ngetop di sini ya,” kata Anto. “Aku hobi saja sih. Dulu pertama kali iseng maju pas ditawarin, eh tiap ke sini dia ingat jadi pasti dipanggil. Kebetulan di rumah tuh hobi main music. Ya pasti kalau main musik pasti ada rengeng-rengengnya lah, ( rengeng-rengeng sama dengan bersenandung tapi lirih ). Jadi ya suka saja walau suara nggak bagus. Tapi ya nggak fals lah. Gitu saja sih kalau menurut aku. Cuma buat sekedar ngisi acara saja.” “Bagaimana kalau habis ini kita duet,” tawar Irhan pada Anto. “Wah kalau nyanyi jangan sama aku lah. Sama Listy saja. Dia bisa kok. Bohong kalau dia bilang nggak bisa. Mau aku kasih tunjukin ….” “Sudah Mas diem, diem. Ya aku nyanyi,” kata Listy dia tidak mau disebutkan prestasinya soal menyanyi. “Nah kan sudah, kamu nyanyi sama dia saja. Tuh dia sudah bersedia,” kata Anto pada Irhan. Dia berhasil memaksa adiknya dengan cara mengancam. “Oke nanti aku nyanyi sama dia habis magrib saja ya, kalau hari gini masih males. Nggak enak suasananya,” kata Irhan. Irhan memesan kopi juga gorengan pisang sedang Anto memesan gorengan mendoan juga dengan kopi sedang Listy memesan lemon tea. “Yuk sambil nunggu pesanan, kita keliling,” ajak Irhan. ≈≈≈≈≈≈≈≈ Mereka banyak membahas spot yang ada di cafe tersebut untuk wacana spot café Anto mau pun cafenya Listy nanti, semua mereka catat di benak masing-masing nanti mereka akan kembangkan konsep yang mereka pilih. “Iya benar di panggung ini sama sekali terbuka ya. Nggak ada tempat buat menyimpan alat sama sekali. Bahaya colokan juga ditarik seperti itu. Kalau hujan ya sudah pasti nggak ada pertunjukan sama sekali.” “Harusnya kalau hujan tetap ada Mas. Kan sekarang ada apa sih kayak rolling door gitu kan. bukan rolling door, apa sih pokoknya atap yang dipasang kalau hujan. Nggak mahal kok, aku pernah lihat iklannya beberapa kali. Sepertinya itu bagus buat kita terapkan di cafe nanti.” “Ya aku setuju soal itu. Jadi kalau nggak dibutuhkan ya sudah selama musim panas itu nggak usah dipasang walaupun malam sekali pun. Kalau hujan baru dipasang di beberapa tempat sehingga orang masih nyaman.” Listy jarang bicara dengan Irhan secara langsung. Kalau tidak ditanya dia tidak akan menjawab atau kadang dia merespon apa pandangan Irhan. Itu saja. Tapi kalau untuk dia membuka wacana bicara duluan dia tidak ingin menjadi lebih dekat dengan siapa pun. Jadi bukan hanya Irhan, tapi semua lelaki. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Baik selama malam. Ayo kita mulai ya ini sudah selesai shalat magribnya. Kita mulai lagi acara dendangnya ya.” “Sekarang kita undang para rekan yang biasanya dengan senang hati penuh sukacita mau menyumbangkan suara emasnya. Yang pertama yang sudah ditunggu-tunggu sejak tadi oleh para penggemarnya. Tepuk tangan dong buat Mas Irhan yang setiap ke sini dia tak pernah pelit untuk menyumbangkan lagu buat kita semua,” pinta singer café. Tanpa menolak atau pura-pura malu atau apa pun itu, Irhan berdiri dan siap maju dengan percaya diri. “Ayo nyanyi bareng,” ajak Irhan pada Listy. “Sudah kamu duluan saja. Aku nanti belakangan,” tolak Listy. “Oke,” kata Irhan. Dia pun naik ke panggung dan bersalaman dengan singer café. “Selamat malam buat semuanya. Kangen loh aku sama suasana Jogja. Hari ini aku bawa teman dari Jakarta. Sepasang kakak adik yang seperti sepasang kekasih.” “Hubungan mereka sangat manis dan itu menginspirasi saya untuk selalu begitu sama adik-adik. Sayang adik-adik saya keduanya cowok tapi enggak apa-apa lah tetap saja hubungan kakak adik itu memang harus selalu baik.” “Terinspirasi untuk cinta yang ditunjukkan oleh Mas Anto sangat luar biasa, sekarang hari ini saya akan menyanyikan CINTA LUAR BIASA dari Andmesh siapa namanya. Inget nggak? Nama belakangnya agak sulit di eja pokoknya Andmesh lah ya.” “Pasti semua audience di sini tahu dan juga yang bisa menyanyi atau mau di depan sini, ayo siapa yang mau nyanyi sama saya?” ajak Irhan. “Mas Irhan hari ini mau pegang organ, apa gitar saja nih?” tanya singer café. “Aku main di organ ya. Kamu main di gitar, cinta luar biasa dari Andmesh.” Waktu pertama kali Kulihat dirimu hadir Rasa hati ini inginkan dirimu Hati tenang mendengar Suara indah menyapa “Ayo dong nyanyi ikutin ya,” kata Irhan di sela menyanyi lagunya. Terimalah lagu ini Dari orang biasa Tapi cintaku padamu luar biasa Aku tak punya bunga Aku tak punya harta Yang kupunya hanyalah hati yang setia Tulus padamu “Terima kasih partisipasi semua yang sudah ikutan nyanyi dari kursi masing-masing. Sayang pada malu nyanyi di depan ya. Sudah satu lagu nih. Sudah cukup ya, saya kayaknya cukup,” kata Irhan. “Lagi dong, masa pelit sih. Sudah lama loh nggak datang ke Jogja, masa pelit-pelit gitu. Lebih-lebih bawa teman. kyaknya enaknya temannya diajak nyanyi deh Mas Irhan,” bujuksinger café. “Nah tuh Mbak Listy, diajak nyanyi loh. Tadi janji sama saya mau nyanyi,” ucap Irhan meminta Listy maju.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN