DAMPAK BURUK DUA HATI IBU YANG TERSAKITI

1017 Kata
“Sayangnya banyak lelaki yang saat babad alas bareng-bareng. Dia cinta mati pada istrinya saat susah dan sang istri membantunya jungkir balik. Begitu dia punya duit istrinya ditinggal, dia cari yang lebih bening,” kata Listy memberi fakta kejadian yang banyak terjadi saat ini. “Ya. Banyak seperti itu. Banyak pengusaha seperti itu. Aku lihat juga itu,” kata Irhan tak membantah. Memang sekarang banya fenomena itu. “Aku nggak nutup mata. Tapi tergantung orangnya juga sih. Dia sadar nggak rezeki yang dia dapat itu adalah rezeki istrinya? Kalau dia ganti istri mungkin rezekinya juga ganti ke titik nol lagi,” Irhan memberi tanggapan dari sudut pandang dirinya pribadi. “Aku juga berpikir begitu. Selain beda istri beda rejeki. Tapi selain rezeki, yang lebih dominan dalam otak aku adalah, kalau aku menyakiti seorang perempuan atau istriku lah lebih tepatnya. Aku menyakiti hati ibu mertuaku dan aku menyakiti hati ibuku.” “Dua hati ibu itu aku sakiti tentu dampaknya akan sangat buruk buat kehidupanku selanjutnya. Belum lagi doa istri yang teraniaya. Jadi apa pun bentuknya aku tidak ingin tiga orang itu tersakiti oleh kelakuanku.” “Aku nggak berpikir karma anak-anakku atau adikku atau apa pun. Aku cuma berpikir doa tiga orang itu akan langsung berimbas pada diriku. Doa ibu mertuaku, doa ibuku, dan doa istriku itu sangat berat. Dan aku tidak mau. Jadi kalau aku nanti menikah suatu saat nanti aku harus sudah pastikan istriku itu benar-benar yang berkualitas menurut aku.” “Berkualitas menurut aku belum tentu kualified menurut Irhan, karena kondisi kita beda, tolok ukur kita beda. Aku rasa seperti itu. Makanya sampai sekarang bukan aku enggak mau cari perempuan. Aku justru banyak mencari, tapi begitu aku lihat dia minus di sisi A, atau dia minus di side B dan selanjutnya, aku mundur.” “Jangan sampai dia merasa aku beri harapan palsu. Aku lihat dulu sebelum mendekati. Aku tidak mau seseorang gadis atau janda atau siapa pun yang aku dekati merasa aku memberi harapan palsu.” “Kamu tadi bilang janda yang kamu dekati? Apa orang tuamu tidak marah bila kamu dapat janda?” tanya Irhan penasaran. “Mama dan papa itu tidak berpikir buruk atau apa pun lah pokoknya tidak kolot atau apalah istilahnya. Mama dan papa berfikir maju.” “Memang kalau janda kenapa? Apa dia nista? Tergantung juga dia jandanya kenapa. Janda ditinggal mati atau karena cerai.” “Kalau karena cerai itu karena kelakuan dia yang buruk atau kelakuan suaminya yang buruk? Kalau kelakuan dia yang buruk ya jangan diambil. Tapi kalau kelakuan suaminya yang buruk berarti bukan salah dia kan? Kenapa jadi dia di nistakan?” “Mama sudah berapa kali bilang walaupun aku dapat janda anak tujuh sekali pun kalau dia bukan janda karena dia yang berbuat salah, Mama enggak peduli.” “Itu ibaratnya ya. Maksudnya seperti itu. Jangan memandang rendah seorang janda, lalu tidak boleh dinikahi. Kasihan lah.” “Banyak perempuan yang tidak mau jadi janda kok. Tapi banyak juga yang lebih baik aku jadi janda. Berarti kan memang dia mau, dia siap untuk mandiri.” “Ada banyak yang tidak siap tiba-tiba suaminya selingkuh dan dia langsung dibuang. Ya mau nggak mau. ya terpaksakan dia jadi janda? Aku rasa seperti itu.” “Berarti pandanganmu sama seperti pandangan papaku. Papaku juga bilang jangan berpikir merendahkan janda karena banyak juga kok yang tidak mau, tiba-tiba sudah diberi surat talak. Atau tiba-tiba sudah ada madu sehingga dia lebih baik mundur. Itu yang papa bilang. Kalau mama sih selalu mengharap aku dapat yang masih single.” “Tapi akhirnya kamu tahu sendiri lah,” ucap Irhan. Tentu Irhan dan Anto punya kesepakatan bahwa rahasia itu tidak boleh diceritakan pada siapa pun termasuk Listy. Biar orang tahu sendiri. Irhan cerita pada Anto karena dia sudah berjanji saja. Kalau pada orang lain dia tidak pernah mau cerita. Biar orang lain tahu dengan sendirinya. Tadi maksud Irhan adalah dia menikah dengan ‘gadis’ tapi ternyata malah ‘janda’ karena bukan gadis yang Irhan nikahi, janda tak resmi bekas orang yang masih dipakai. Malah bukan janda, melainkan piaraan orang. Seperti itulah. Kejadian itu membuat mamanya akhirnya membolehkan Irhan dapat janda yang benar-benar janda. Bukan seperti Dewi, gadis tapi sesungguhnya janda. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Nah di sini Mas, ini pohonnya juga jangan ditebangin. Yang ini jadi dia nanti ada di depan butik aku,” ucap Listy. “Tapi kan ini kalau musim panas dia gugur daunnya, karena dia pohon jati kan?” ucap Irhan. “Enggak apa-apa. Jadi kesannya eksotis. Pokoknya ini jangan dipegang Mas. Tebang yang sesuai dengan lahan yang dibutuhkan.” “Nanti ada pohon besar yang bisa buat dibikin rumah kayu untuk anak-anak. Jadi antara empat pohon besar entah itu persegi atau jajaran genjang atau apa pun dibikin tangga buat naik dan itu dibikin ada panggung buat anak-anak. Jadi seperti rumah kayu dengan atap rumbia. “Mungkin di ujung sana ada zoo atau mini zoo tepatnya. Hanya seperti kendang besar milik eyang putri ajalah.” Listy menerangkan apa yang dia lihat di area tempat miliknya karena mereka sekarang sudah sampai tanah tempat Listy akan buka usaha. “Aku juga ingin ada mushola Mas. Musholanya terbuka tidak tertutup. Jadi bukan mushala tertutup, satu ruang terbuka sajalah. Hanya di bagian depannya yang ada dinding kayu, ada buat tempat imam. Sudah begitu saja, tiga sisinya terbuka, tidak ada dinding sama sekali kecuali bagian depan tadi.” “Aku ingin ada area perpustakaan Mas. Perpustakaannya juga sama letter L saja yang tertutup dengan tembok kayu atau batang pohon. Itu untuk tempat buku rak buku. Yang lainnya terbuka. Siapa pun boleh baca di situ. Nggak usah terlalu banyak bukunya yang penting buku cerita anak-anak itu lengkap.” Anto bisa membayangkan konsep yang diinginkan adiknya memang sangat bagus dan menyenangkan. Dan selain kamar mandi serta kantor miliknya Listy ingin pakai bahan batang kayu. “Ini nanti di sini kira-kira ada panggung terbuka Mas. Tapi kalau terbuka lebar begitu nanti organ dan alat lain, sound system basah dong kalau hujan. Bagaimana Mas? Apa disiapkan tempat tertutupnya sedikit jadi kalau hujan dan kalau malam barang dimasukkan ke sana. Saat pagi digeret lalu panggungnya tetap terbuka.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN