TAK PUNYA NYALI

1053 Kata
“Sepertinya Papa harus bicara, karena tak mungkin memang tidak bicara. Tadi mamamu sudah bilang kamu terlalu jahat mengatas namakan laki-laki. Kamu bilang aku ini laki-laki tidak bisa menahan Hasrat, itu sangat kelewatan. Papa rasa semua lelaki di seluruh dunia yang waras seperti Papa dan Mas Taufik akan marah karena kamu mengatas namakan kami. Kami tidak sebejad kamu!” “Walau kamu klarifikasi seperti apa pun itu tidak akan ada gunanya. Karena kalau Mama bilang dalam hal hukum, bukti yang Listy berikan adalah in action bukan after action kalau bukti itu berupa kamu sedang tiduran berdua itu after action tidak bisa jadi bukti kuat, kamu bisa saja beralibi kamu hanya tidur, tanpa melakukan hal apa pun walau sudah naked sekali pun.” “Tapi kalau in action seperti itu, tak ada yang bisa membantahnya dan mamamu juga bilang kalau kasus itu dia ajukan menjadi delik aduan, mamamu yang akan hancur, karena semua orang tahu, zaman sekarang netizen lebih kuat kedudukannya.” “Netizen yang membela Listy pasti lebih banyak. Terlebih posisi kamu adalah orang yang akan menikah. Undangan sudah jadi sudah jadi. Catering, baju pengantin, gedung, WO, MC, semuanya semua sudah dibayar uang muka, tinggal pelunasan. Apa yang harus kita katakan bila mereka menyerang?” ”Pengadilan akan mereka kawal, bahkan kasus pelik pembunuhan yang sudah tenggelam beberapa tahun lalu dikawal netizen malah terungkap semua. Kamu akan dikuliti netizen siapa saja teman tidurmu dan iklan apa saja yang telah kamu jual dengan barter liur dan peluh!” “Papa dan Mama memang ingin secara jantan mengatakan bahwa kami salah dan kami menarik lamaran pada keluarga Prabu Kuncoro dan seperti kamu tahu itu dua dus di sana adalah kiriman dari Listy.” “Dus itu tidak kami bongkar. Maksudnya tidak kami bereskan, kami hanya melihat satu dus masih utuh dari percetakan dan satu dus adalah semua barang pemberian kamu termasuk hantaran lamaran, itu kami hanya buka karena ingin tahu isinya saja.” “Kamu bisa bayangkan harga diri keluarga Harsana sudah tidak ada. Hantaran lamaran saja dikembalikan, begitu pun cincin tunangan dan semuanya. Seharusnya apa yang sudah kita berikan sebagai hantaran tidak kita terima kembali. Apalagi kita minta pada pihak perempuan seperti gossip yang sedang ramai saat ini. Hantaran lamaran seorang lelaki pada seorang artis minta dikembalikan. Buat Papa tak pantas!” “Sudah diberi koq diminta. Dikembalikan saja, Papa merasa harga diri Papa dari pihak lelaki sudah terinjak!” “Papa nggak yakin kamu pernah kasih uang apa pada Listy selama kamu pacaran Kemarin Pak Prabu bilang semua uang yang kamu berikan sudah Listy transfer kembali ke rekeningmu.” “Pak Prabu memperlihatkan buktinya, semua DP Gedung, DP catering, DP baju pengantin, DP WO, DP MC, dan DP undangan yang sudah Listy lunasi saat ambil, sudah Listy kembalikan semua.” “Listy tidak men-cancel gedung dan di catering atau segala macamnya. Dia tidak membatalkan, itu urusanmu. Dia juga sudah memberitahu semua hubungannya langsung ke nomormu. Dia tidak mau urusan apa pun dengan WO, cattering, hotel atau apa pun itu.” “Kamu bayangkan, satu rupiah pun dia tidak mau pakai uangmu, saat banyak perempuan menjual diri agar dapat uang, walau dengan cara tak halal sekali pun.” “Dan uang itu dia tidak minta dari papanya, itu dari uang Listy sendiri. Dia bayarkan semua kerugian pernikahan kalian yang batal dengan uangnya karena dia jijik pada kamu!” “Papa nggak yakin kamu berani datang ke rumah Listy besok, ketika dia kasih kepastian entah kapan bisa menerima kami.” “Listy hari Sabtu ada pesta, jadi dia baru kembali dari Jogja hari Sabtu pagi. Entah kapan dia bisa menerima kami. Pak Prabu maupun Listy sudah yakin kamu tidak akan mungkin berani datang menampakan muka dan Papa juga yakin itu. Yang pasti Listy mau hadir.” “Kalau sampai besok saat pertemuan, Listy mengembalikan makanan baik itu berupa kue, buah, atau apa pun, seperti saat serah-serahan, kamu harus menanggung malu yang mamamu rasakan.” “Karena itu penghinaan yang sangat berat. Bahkan makanan pun akan dia kembalikan. Itu sudah kami pikirkan beberapa kali. Mama, Taufik dan Papa sudah prediksi makanan itu akan dikembalikan. Jadi ingat itu.” “Itu adalah penghinaan yang sangat dalam. Bahkan mereka tak mau menerima makanan apa pun dari kita!” Galih hanya diam. Dia memang tak akan mungkin berani datang ke rumah Listy lagi untuk memutuskan hubungan atau lamaran. Bagaimana mungkin dia berani menampakan kaki ke sana? Sedang berhadapan dengan Listy saja dia sudah tak ada muka. Terlebih sejak beritanya viral bahwa banyak perempuan yang diajak tidur untuk dia dapat proyek menjadi bintang iklan. “Aku memang salah sangat salah Ma. Aku terlalu bodoh. Aku terlalu naif ketika terseret arus pergaulan yang salah di Amsterdam dulu. Aku mengikuti arus yang salah,” sesal Galih. “Aku mulai belajar merokok, lalu minum dan akhirnya main perempuan sejak di Amsterdam. Dan saat kembali ke Indonesia itu semua sudah berhenti Ma. Aku tidak minum atau main perempuan, walau aku masih merokok.” “Saat itu tiba-tiba seorang model terkenal mengemis padaku untuk jadi bintang iklan di proyek yang akan aku pegang. Dia bilang dia bersedia tidur asal dapat proyek tersebut. Itulah pertama kali aku kembali main perempuan di Indonesia. Tapi kalau untuk minum, aku sama sekali sudah tidak pernah melakukannya, dan merokok pun sudah aku hentikan ketika Listy bilang merokok itu tidak ada gunanya buat kesehatanku.” “Aku kembali ke jalan awal yaitu tidak merokok dan tidak minum tapi kalau untuk main perempuan itu belum bisa aku hilangkan. Dan makin dalam karena para model itu dengan sukacita mau menjadi pelampiasanku asal mereka dapat order menjadi bintang iklan syuting yang aku lakukan.” “Hukum jual beli terjadi. Aku tak pernah menjajakan daganganku, tapi bila ada yang menawar aku berikan. Aku salah Ma, sangat salah.” “Betul seperti Papa bilang, aku tidak berani dan tidak punya muka untuk datang ke rumah Listy walau di todong belati sekalipun. Aku tetap tidak berani. Lebih baik aku dikubur saja daripada aku harus datang ke rumah itu.” “Bukan aku tidak menghargai Papa dan Mama, tapi aku sudah tak punya nyali lagi untuk datang ke sana. Aku mohon maaf.” “Untuk selanjutnya aku akan merubah diri menjadi lebih baik. Bantu aku untuk kembali ke jalan yang benar. Aku tidak mau lagi salah. Aku sadar, ini teramat salah,” ucap Galih. Dia benar-benar sangat terpuruk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN