TAK INGIN GÉLO

1066 Kata
“Nanti aku juga mungkin akan pindah kantorku ke sana. Kalau mama dan papa pindah masa aku sendirian di sini. Jadi aku pindah juga kantorku ke sana dan aku nyontek ide atau konsepnya Listy, yaitu bangun kantorku di sana satu lokasi sama cafe milikku. Jadi aku bisa awasi keduanya tak perlu bingung pindah lokasi.” “Wow kenapa jadi samaan kita pindah ke Jogja?” tanya Irhan. “Memang kamu juga pindah ke Jogja?” tanya Anto tak percaya. “Lah kan waktu aku ketemu sama Listy itu aku sedang ngurus surat-suratku izin pratikku,” jelas Irhan. “Bangunan aku sudah mulai jadi 30% sih, masih lama juga. tapi setidaknya memang aku sudah mau pindah ke Jogja. Jadi bukan karena kalian, kan aku lebih dulu. Kalian juga punya wacana pindah belum tahu aku akan pindah jadi kalian juga enggak niru aku. Artinya kita sama-sama enggak tahu niat pindah ke Jogja,” ucap Irhan. Tak enak juga kalau dikira dia menuduh Anto mengikutinya. “Benar bangeeed, Listy juga nggak nyontek kamu sih pindah ke Jogja, karena kasusnya memaksa dia keluar dari Jakarta. Dia mungkin banyak kenangan di Jakarta dan sekitarnya. Jadi dia ingin pindah ke Jogja. Itu sih yang aku tahu.” “Kalau mama kan memang sejak aku kecil atau Listy kecil mau pindah ke Jogja. Bukan wacana baru kepindahan mereka ke sana.” “Ya sudah. Berarti memang kita jodoh berteman di Jogja ya,” kata Irhan dan Anto menyetujuinya. “Aku minggu depan ke Jogja, hari Minggu aku berangkat jadi Senin pagi aku sudah siap-siap di sana,” ungkap Irhan. “Boleh tuh aku bareng. Aku dan Listy memang sudah janjian akan urus surat izin usaha hari Senin. Tapi lusa Listy sudah berangkat untuk urus beberapa hal di sana. Kalau urus surat izin usaha nanti dia bareng aku.” “Lusa kan hari Kamis berarti dia berangkat Kamis?” “Iya hari Kamis sore atau Kamis siang. Kayaknya Kamis sore. Mungkin dia mau ke sana hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Kan dia ingin ke sana duluan. Nanti aku mulai urus izin sama dia hari Senin,” jelas Anto. “Okelah. Kalau begitu kita berangkat berdua. Aku minta ID card mu saja nanti aku pesan tiket,” balas Irhan. “Boleh saja asal kamu kasih nomor rekeningmu dulu. Jangan main asal pesan, aku nggak mau,” jawan Anto. “Halah kayak sama siapa saja,” jawab Irhan. “Nggak bisa seperti itu. Tetap harus kasih nomor rekening dulu baru aku kasih ID card,” Anto tetap tak mau dibayari. “Oke kalau seperti itu. Naik pesawat malam kan?” “Iya, pesawat sore ataau malam saja,” balas Anto. “Aku punya kontrakan di sana, ada mobil juga di sana, bagaimana kalau kamu menginap di kontrakanku, nanti baru Senin pagi kamu ke rumah eyangmu.” “Nanti bagaimana lah aku lihat kondisi. Atau kamu juga bisa nginep tempat aku kok,” kata Anto. “Oke kalau begitu nanti kita sama-sama lihat saja ya,” balas Irhan. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Kamu mau ngapain sih berangkat duluan? Kenapa nggak bareng aku saja. Kan kita mau urus surat-surat hari Senin,” tanya Anto pada adiknya. “Hari Jumat, Sabtu dan Minggu aku ingin menjelajah ke butik sana Mas. Aku mau lihat pangsa pasarku di lokasi baru. Apa mau aku ubah atau ikut konsep pangsa pasarku di sini.” “Kan aku harus pikir itu. Untuk usaha, aku nggak sembarangan kan buka butik. Kalau aku ikut pasar di sini Mas tahu kan lokasi kita itu lokasi orang the have diakui atau tidak kenyataannya Bintaro seperti itu. Jadi pangsa pasarku juga aku sesuaikan dengan audience lah.” “Kalau aku di Jogja kan nggak mungkin aku ambil taraf yang sama, walau pendapatan perkapitanya nggak selisih jauh tapi lingkungan situ itu bisa nggak aku jaring sesuai dengan lingkungan Bintaro?” “Sedang untuk lingkungan Bintaro misal aku pindah lokasi butikku ke Rawamangun atau mungkin ke Jakarta Selatan saja deh enggak usah sampai ke Rawamangun di Jakarta Timur, misalnya ke Jakarta Selatan dari Bintaro aku pindahkan ke Pondok Labu atau aku pindah ke daerah Melawai atau aku pindah ke misalnya Tebet, itu kan beda-beda pangsa pasarnya.” “Jadi dari hari Jumat sampai hari Minggu aku mau survei lapangan, apa yang aku harus ubah dengan konsep butikku nanti. Aku enggak mau sembarangan Mas. Ini bukan usaha main-main.” “Walau bagaimanapun aku harus berpikir ke depannya. Bukan soal profit yang masuk ke kantongku, walau itu pasti aku pikirkan. Tapi rasa GELO ( kecewa) kalau apa yang kita usahakan itu tidak mencapai target maksimal.” “Bukan kerugian materi yang aku perhitungkan tapi rasa gelo. Jadi apa itu masuknya? Kerugian immaterial. Itu yang aku piker. Itu sebabnya jauh-jauh hari aku butuh untuk survey pasar. Dan saat survey aku nggak mau diikutin atau ditemani orang.” “Aku mau sendirian. Aku mau lihat atau bercakap-cakap dengan diriku sendiri. Kalau ada orang lain itu jadi enggak konsen,” jelas Listy panjang lebar. “Oh begitu. Oke Mas mengerti,” kata Anto. “Jadi kita ketemu hari Senin kan?” Tanya Anto lagi. “Kenapa hari Senin? Bukannya Mas berangkat hari Minggu ya?” “Aku mungkin berangkat sama Irhan. Dia juga mau urus berkasnya. Aku mungkin nginep di tempat Irhan atau Irhan nginep di tempat eyang. Nanti bagaimana kesepakatan kita saja.” “Maksudnya apa? Irhan urus berkas dia, berkas apa?” “Ternyata dia itu ke Jogja adalah urus berkas membangun klinik praktek dokter anak. Dia ingin praktek di sana, dia ingin pindah ke sana.” “Irhan bilang bangunannya sudah 30% berdiri, tapi izin untuk buka prakteknya belum selesai. Jadi dia masih bolak-balik ke Depkes Jogja.” “Oalah begitu. Aku pikir dia ke sana itu liburan.” “Yang aku tahu sih seperti itu, ya aku kan juga baru tahu versi dia. Jadi nanti dia Senin atau Selasa mau urus berkas-berkas. Dia nggak bareng kita karena kita kan beda departemen, cuma berangkatnya aku hari Minggu malam bareng dia. Jadi nanti mungkin aku nginep tempat dia atau dia nginep tempat aku. Kita lihat pembicaraan nanti di lapangan.” “Makanya aku bilang yang pasti kita ketemu hari Senin saja.” “Oke kalau seperti itu. Aku mengerti. Ya terserah saja pokoknya Senin pagi kita urus berkas kita masing-masing. Senin sore kita ke café yang pernah aku datangi buat lihat konsep apa yang bis akita ambil.” “Siap Ibu Bozz,” kata Anto. ≈≈≈≈≈≈≈≈
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN