Dari kejauhan Kalvin melihat siluet bayangan seseorang yang ia kenali tengah duduk di bawah pohon. Dengan cepat pria berkemeja abu itu menghampiri, menempati posisi sebelah sang gadis. "Kenapa malah duduk sendirian di sini?" tegurnya. Zayda menoleh sekilas, mengambil jarak dengan menggeser sedikit tubuhnya. "Bukan urusan bapak," jawabnya dingin. "Jadi urusan saya karena daritadi saya mencari kamu kesana-sini," kilah Kalvin, mengembuskan napas. Kerutan di wajahnya memandakan ia kesal sekaligus lega. Zayda menggembungkan pipi, memainkan bunga yang ia petik secara sembarang seraya berbisik pelan. "Kenapa juga nyariin gue," cicitnya, memperotes. Kalvin yang mendengar itu buru-buru membalas. "Kamu pergi tanpa mengatakan apapun, Zayda. Jika begitu siapa yang tidak khawatir?" katanya, mengat