Usai mendengar pengakuan mengejutkan dari Kalvin tentang perasaan yang dosen muda itu miliki terhadapnya, Zayda bergegas menuju kelas tanpa menghiraukan kegugupan yang tengah dirasa. Gadis itu tidak tahu bahwa dibalik kebahagiaan ada setumpuk masalah yang musti ia hadapi setelahnya. Sesampai di kelas, suasana asing penuh ketidaknyamanan menyapa Zayda. Ia membalas tatapan dari gadis berambut pirang yang menahan langkahnya dengan tersenyum pahit. "Guys, Pak Kalvin minta tugas paper segera dikumpulkan. Sudah semua, 'kan?" tanyanya, sejauh ini masih bersikap biasa. Hening. "Gak ada yang mau nurut sama lo!" balas suara dari arah belakang. Zayda memastikan sekali lagi, namun respon yang ia terima tetap sama. Gadis itu akhirnya menyadari bahwa rekan-rekannya ini sedang menentangnya. "Kita