Martina langsung menangis, sejak kecil, orang tuanya saja tidak pernah memukulnya. Sekarang tidak hanya sahabatnya salah paham padanya, bahkan masih ditampar. Martina merasa terluka sekali, air mata menetes keluar dan ia berlari pergi.
Welly kaget dan hendak menahannya, tapi disaat itulah ponselnya berdering.
Welly menghela napas dengan cemas, melihat dari Candra Zainal barulah mengangkatnya, "Kenapa Candra?"
"Gawat, sudah terjadi sesuatu, Welly, kamu di mana?"
Candra di telepon sana terlihat sangat gelisah. Welly segera menghentikan langkah dan bertanya, "Sebenarnya kenapa? Sepertinya nada bicaramu sangat panik?"
Candra menghela napas, "Hai, terjadi sesuatu dengan Novita Louis, ketua kelas. Sekarang ditahan orang. Teman sekelas sedang memikirkan cara untuk menolong dia. Kamu di mana? Cepat pulang, bagaimanapun juga adalah teman sekolah, ikut lihat ke sana juga termasuk usaha."
Kata-kata Candra membuat Welly merenung.
Terjadi sesuatu dengan Novita? Apakah dia mengusik orang? Hai, dengan perilaku dia yang suka menyulitkan orang, menyinggung orang juga sangat normal.
Hanya saja Welly menggelengkan kepala. Teringat dengan kejadian kemarin, dia benar-benar tidak ingin berhubungan dengan Novita ini lagi, jadi berkata, "Tapi aku sekarang tidak di sekolah, sedang membeli barang di Juanda. Lagian aku ke sana, mungkin juga tidak bisa membantu apa-apa, jadi aku ...."
"Welly Jardian!" Candra jelas sedikit marah, nada juga menjadi keras, "Aku tahu antara kamu dan Novita ada kesalahpahaman. Tapi ini berhubungan dengan nyawa. Walau kamu keberatan juga harus datang melihat. Mungkin jika Novita melihat kamu muncul di waktu penting ini maka akan berubah sikap padamu."
Kata-kata Candra sepertinya masuk akal. Welly berpikir sejenak, melihat ke arah Martina yang menjauh hanya bisa menghela napas. Dalam hati berpikir lain waktu baru cari kesempatan minta maaf pada Martina, lalu menjelaskan masalah ini dan mengembalikan uang padanya.
Welly tahu, meskipun ekonomi keluarga Martina lumayan baik, tapi juga bukan orang kaya raya. Dia sendiri juga hanya memakai baju ratusan ribu. Malah membelikan sepasang sepatu jutaan untuknya, dirinya tidak akan berani menerimanya.
"Baiklah, kalian sekarang di mana, beritahu aku alamatnya, aku akan ke sana," kata Welly.
"Di King bar, cepat kamu datang. Semuanya sudah di sini, nanti saat diperiksa dan kamu tidak ada di sini, semua orang akan tertuju padamu."
Welly menutup telepon dan berbalik hendak pergi. Begitu menoleh malah mendapati Lisa dan Lili sudah muncul di depannya. Tatapan marah Lisa itu seperti hendak memakannya saja.
"Welly Jardian, kamu sungguh menjijikkan!" Lisa berkata, "Aku tadinya merasa sekalipun kamu berakting juga akan berakting sepenuhnya. Setidaknya juga akan mengejar lagi, ternyata berlari sebentar sudah tidak mengejar Martina. Kamu masih bisa lebih munafik tidak?"
Lisa menghela napas dan terlihat sedih, "Meskipun aku dan Martina sudah bukan teman lagi sekarang, tapi aku tetap berharap dia bisa lebih baik. Kamu sebaiknya menjauh darinya, orang seperti kamu selain membuat dia ditertawakan orang, tidak akan bisa memberikan apapun untuknya!"
Selesai bicara, Lisa berbalik pergi dan tidak memberikan Welly kesempatan untuk menjelaskan.
Welly melihat sepatu di tangannya dan menggaruk kepala. Dia sungguh tidak menyangka, dirinya membeli sepatu juga bisa bertemu dengan masalah seperti ini.
Dia menghela napas dan meninggalkan mall. Begitu keluar dari pintu, dia langsung naik taksi menuju King bar.
Sepuluh menit kemudian, saat Welly turun dari mobil masih sedikit terkejut. Karena saat ini di luar King bar berkumpul banyak orang. Orang-orang ini berkumpul dan tersebar seperti sedang merundingkan sesuatu.
Orang-orang ini hampir semuanya adalah mahasiswa Universitas Batang, banyak yang merupakan teman sekelasnya.
Welly mencari sejenak akhirnya menemukan Candra Zainal dan Donny Jaka dalam kerumunan, dia segera ke sana.
Orang-orang di sana sepertinya sedang meneliti sesuatu, Welly mendekat barulah mendengar jelas.
"Novita Louis menyinggung siapa sih? Aku dengar, kemarin malam, restoran keluarganya dihancurkan orang, kemudian Biro Industri dan Perdagangan ke toko mereka, mengatakan lisensi mereka nggak lengkap dan langsung ditutup untuk perbaikan. Papanya Novita sepertinya dibawa kantor polisi untuk pemeriksaan, katanya terlibat dalam masalah penggelapan?"
"Apakah masih perlu ditebak? Bukankah menyinggung orang di dalam. Bos King bar adalah Tuan Marcos. Kalau tidak, kenapa ditahan di dalam, dan yang bisa membuat sekeluarga menjadi tragis di Batang mungkin hanya Tuan Marcos."
"Iya, Tuan Marcos ini sangat hebat. Di Batang bisa dibilang sangat berkuasa. Jika hendak membereskan Novita, maka akan sangat mudah."
Orang-orang ini bergumam, Welly juga akhirnya mengerti.
Hanya saja Welly samar-samar merasa kalau mungkin Monica yang melakukan ini. Kalau tidak kenapa bisa begitu kebetulan. Kemarin Novita mengusik dirinya, hari ini tidak hanya keluarganya yang ditangkap, dirinya juga ikut ditahan.
Yang utama adalah orang yang menahannya adalah Bos dari King bar.
Ketika Welly bengong, dia ditepuk kuat oleh orang, adalah Candra. Dia melihat Welly datang segera berkata, "Welly, sekarang Novita ditahan di dalam, masih tidak tahu kondisinya, kamu ... apakah kamu ada kenalan yang bisa membantunya? Semuanya adalah teman sekolah, berusaha semampu kita saja."
Candra baru selesai bicara sudah mendengar ada orang tertawa mencibir di sampingnya.
Itu adalah anak laki-laki di kelas mereka, rambutnya kuning dan menyindir, "Candra, apa yang kamu pikirkan? Kenapa kamu tidak memohon pada pengemis di jalan? Hehe, kenalan Welly Jardian? Itu hanya satu tingkatan dengannya. Harus tahu, di dalam itu adalah Tuan Marcos, tokoh yang sekali menghentakkan kaki, seluruh daerah akan berguncang. Kamu memanggilnya datang bisa apa?"
"Iya,mengatakan hal yang tidak enak didengar, Welly Jardian datang, tidak membuat kekacauan sudah bagus. Kamu mengharapkan dia membantu, sama saja bermimpi."
"Heh, aku dengar, sepertinya Welly dan Novita bertengkar hebat kemarin. Sekarang orang sedang kesusahan dan dia muncul, siapa yang tahu dia datang melihat lelucon atau datang membantu. Hanya saja datang buat apa, semuanya jelas, mengatakan berharap dia bisa berusaha membantu, kamu sungguh lucu ...."
Kerumunan orang berkata satu demi satu kalimat, Candra menatap orang-orang ini dengan marah. Hendak berdebat dengan mereka, malah ditahan oleh Welly.
Welly tidak hanya tidak marah, sebaliknya malah menggelengkan kepala tersenyum sinis. Terhadap orang-orang ini, Welly sudah tahu dengan jelas.
Mengatakan dirinya tidak bisa membantu, mengatakan dirinya datang menonton keramaian. Orang-orang ini bukankah juga begitu? Di sini ada 30-40 orang tapi yang benar-benar datang membantu, mungkin kurang dari seperlima.
"Sudah ditahan berapa lama?" tanya Welly pada Candra.
"Sudah beberapa jam, konon keluarga Novita semalam bermasalah, dia pulang dari sekolah tengah malam. Tapi setelah pulang langsung ditangkap ke sini. Alasan detailnya tidak ada yang tahu." Candra menghela napas, "Hanya saja konon orang tua Novita dibawa untuk pemeriksaan, semua tidak bisa membiarkan dia ditahan, jadi ada yang mengusulkan, untuk datang melihat-lihat apakah bisa membantu."
Welly melihat sekeliling, dalam hati tidak tahan meratapi. Hanya puluhan mahasiswa miskin bisa membantu apa? Di belakang ini adalah kekuatan keluarga Sardinan yang sedang mengerjai keluarga Louis. Sekalipun datang orang yang berkuasa di Batang, mungkin juga tidak berdaya.
Disaat itulah, kerumunan mendadak berisik, entah siapa yang berseru, "Cepat lihat, Jordan Gasman datang, sekarang mungkin ada cara!"
Semua orang memandang ke sana, lalu melihat Audi A4 terbaru mengendara masuk. Sedangkan anak laki-laki beranting yang kemarin pergi ke bar bersama Novita segera berlari ke sana.
Audi berhenti lambat, dan seorang anak laki-laki berwajah lonjong dan tubuh tinggi besar berjalan turun.
"Tuan Muda Jordan, kamu akhirnya datang," anak laki-laki beranting menyanjungnya, "Sekelompok orang tidak berguna, meneliti seharian juga tetap tidak berdaya ...."
Tuan Muda Jordan ini namanya Jordan Gasman, sangat terkenal di Universitas Batang, karena keluarganya membuka pabrik pakaian, konon kekayaan di keluarganya juga bernilai puluhan miliar.
Dengan keluarga seperti ini, Jordan biasanya di sekolah juga sangat menonjol.
Saat ini Jordan nampak tersenyum bersemangat dan percaya diri, "Hehe, hanya orang-orang ini? Sungguh konyol, mereka berguna baru aneh."
"Iya iya," anak laki-laki beranting menyanjungnya, "Tuan Muda Jordan berkuasa, aku tebak pasti sudah memiliki cara, 'kan?"
Jordan tersenyum dan memandangi plang nama King bar, dalam hatinya sangat sombong.
Dia tahu orang yang menahan Novita adalah Tuan Marcos. Orang ini bukan hanya terkenal di daerah kampus, tapi di Kota Batang juga sangat terkenal. Kebetulan, bulan lalu, dia pernah mengikuti ayahnya mendapat kehormatan makan bersama Tuan Marcos ini. Saat itu Tuan Marcos juga memuji dirinya di depan publik.
Dengan hubungan ini, mungkin dirinya masuk mengatakan beberapa patah kata, Tuan Marcos akan memberikan harga diri untuknya.
"Tenang saja, aku kenal dengan Tuan Marcos. Masuk ke dalam, pasti bisa membawa Novita keluar," Jordan tersenyum dan memanggil nama Novita dengan sangat mesra.
Harus tahu, Novita cantik. Termasuk bunga kelas di kelasnya Welly. Jika dia benar-benar dapat membantu, Novita pasti akan berterima kasih padanya? Pada saat itu, dia mengajukan permintaan yang berlebihan, mungkin Novita akan menyanggupinya tanpa ragu.
Jordan berpikir tentang ini dan tersenyum, baru hendak masuk ke bar, tiba-tiba mendengar suara kecil berkata: "Hari ini siapa pun tidak berguna. Aku pergi telepon, mungkin akan berguna ...."
Suara Welly tidak besar, tapi saat ini semua mata tertuju pada Jordan, tiba-tiba muncul suara seperti itu, jelas sangat menusuk telinga.
Jordan tadinya hendak pergi ke bar, dia langsung berhenti dan melihat ke arah suara itu, wajahnya penuh ejekan.
Pada saat ini, hampir semua mata orang mengikuti pandangan Jordan dan jatuh pada Welly.
"Hehe, siapapun berani berlagak ya!"