Sudah dua jam berlalu pasca kepulangan Trisya dengan kereta kuda milik Aston, dan Pangeran Terry masih bersikap dingin dengan sepupu tunangannya itu. Darian dapat menangkap sinyal permusuhan yang sangat kentara di antara sepupu dan tuannya itu. Namun, di sini ia memilih untuk menjadi pihak netral. Ia tidak mau ikut campur jika ini sudah menyangkut masalah hati.
“Sudah selesai, kan? Kalau begitu, kita kembali ke istana sekarang,” ucap Pangeran Terry.
Darian hanya mengangguk patuh, kemudian segera bangkit dan berjalan mengikuti Pangeran.
“Darian, tolong sampaikan salamku pada Trisya!” seru Aston. Darian menoleh sebentar, kemudian mengangguk sembari tersenyum. Ia senang ada banyak orang yang sangat peduli dan menyayangi adik kecilnya itu.
“Yang Mulia, Anda tidak marah dengan adik saya, ka
