Eva terbangun dari tidurnya. Seberkas cahaya menerobos dari kisi-kisi jendela kamar. Eva mulai bergerak, namun dia merasakan sesuatu berdenyut nyeri di bagian intinya. Dia segera menghentikan pergerakannya. Memejamkan matanya beberapa saat, dengan meletakkan lengan menindih matanya. Ia tersenyum ketika mengingat bagaimana Omar memperlakukan dirinya dengan sangat baik dan lembut semalam. Meskipun di awal, dia merasakan sakit yang luar biasa. Namun terbayar dengan kenikmatan surga dunia setelahnya. Eva mulai bergerak, matanya mengedar mencari jam yang menempel di dinding. Dia baru menyadari, jika sekarang sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Dia menyadari bahwa terlalu siang untuk bangun. Eva meraba ke bagian samping. Dia menyadari jika Omar sudah tidak bersama dengannya. Eva segera