Chapter 23 - Penganggu

1638 Words

Omar masih setia menatap menatap layar ponselnya. Dia masih bingung, apakah harus pulang ke Indonesia atau tinggal di Melbourne. Dari tadi dia mencari tiket pesawat ke Jakarta. Namun dia masih bimbang memutuskannya. “Kenapa Mama tiba-tiba nyuruh pulang?” Eva duduk di samping Omar. Kakinya diluruskan bersejajar. Kepalanya bersandar pada pundak sang suami. Omar meletakkan ponselnya di nakas. Dia meraih pundak Eva, memeluk Eva dengan intens. Wajah Eva kini menghadap ke bagian d**a Omar. Aroma parfume maskulin menguar menelusup ke dalam indra penciuman Eva. Aroma yang entah sejak kapan menjadi candu baginya. “Entahlah, dia hanya menyuruhku segera pulang karena ada masalah penting. Tapi aku juga tidak tau sepenting apa itu?” Eva mendongak menatap wajah Omar. Jemari Eva mulai berjalan-jalan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD