3

2187 Words
Edisi FlasBack  Libur kantor tiba aku dan Al berniat untuk jalan ke Bali. Sudah lama aku menginginkannya, jauh sebelum mengenal Al. Namun tanpa diduga impian liburanku ke kota dewata baru dapat terlaksana justru setelah aku mengenal Al. Bahagia, sungguh itu yang sekarang tergambar dari wajahku. Aku berdiri menatap diriku di depan cermin di dalam kamar tidur, aku menatap kembali tubuhku yang sudah terbalut dengan baju ala-ala orang liburan. Wajahku sudah terpoles makeup tipis yang membuat wajahku sedikit berwarna, biar tak terlihat pucat.  "Aku cantik" bisikku pada diriku sendiri. Tak apalah sesekali memuji apa yang ada didalam diriku pada diriku sendiri. Tak salah bukan? Hee.  Aku mendengar deru suara mobil memasuki halaman rumah. Aku mengintip dari jendela kamarku yang mengarah tepat ke halaman. Di sana ada Al, seperti Al janjikan jika dia akan menjemputku dan berangkat bersama ke bandara. Aku juga melihat Ayah dan Ibu menyambut kedatangan Al di teras rumah. Al sudah sangat dekat dengan orangtuaku, begitu sebaliknya. Jadi sudah tak ada perasaan canggung saat kami bertemu orangtua kami masingmasing.  Al ke rumah dengan mengendarai sedan tua, sedan tahun 93 kalau tidak salah, tapi tenaganya nggak kalah sama mobil-mobil baru. Kata Al dia lebih suka mobil tua, antik daripada mobil baru mewah. Sekalipun dia juga punya, hadiah dari Papah katanya. Tapi mobil mewahnya jarang sekali digunakan. Dia hendak akan masuk ke rumah, tapi langkahnya terhenti lagi saat tak sengaja mata kami bertemu hanya terhalang jendela. Dia tersenyum sangat manis, mirip gulali. Kemudian melambaikan tangan ke arahku, aku yang malu langsung menutup tirai putih dan membalikkan badan menyembunyikan semburat merah di pipi.  POV end  ***  "Assalamualaikum..." Salam Al kepada penghuni rumah.  Ayah dan Ibu orangtua Yuki yang sudah berdiri di teras dengan senang menjawab salam Al. "Wa'alaikum salam," jawab keduanya kompak.  Al kemudian meraih tangan Ayah dan Ibu Yuki secara bergantian, sepeti yang sudah-sudah dia akan mencium telapak tangan orangtua Yuki dengan penuh rasa hormat layaknua menghormati kedua orangtuanya sendiri.  "Gimana kabarnya Nak? " Tanya Ayah Yuki sambil mengiring Al masuk ke ruang tamu.  "Sehat Yah, seperti yang Ayah lihat sekarang. Al jadi sehat karena ikutin saran Ayah. "  "Saran yang mana Nak Al. Jangan dipercaya saran Ayah, kadang Ayah itu aneh. " Sambung Ibu, beliau membawakan secangkir teh hangat buat calon mantu kesayangan. Ibu meletakkan minuman dihadapan Al kemudian bergabung duduk. "Ayah juga, jangan kasih saran aneh-aneh sama Nak Al. " Ibu mengingatkan Ayah yang memang terkadang sedikit jahil.  "Ayah hanya suruh Al rajin olahraga Bu, apa ada yang salah ?" Jawab Ayah kemudian melempar pertanyaan pada Ibu.  "Benar Bu, Ayah kan baik sama Al. Jadi Ayah nggak mungkin kasih saran aneh-aneh ke Al. " Bela Al, membuat ibu mengerucutkan bibir.  "Ehhh ini si Yuki kok lama sekali. Sebentar ya Al, ibu panggilin lagi. "  Al mengangguk, ibu hendak melangkah menuju kamar Yuki yang tak jauh dari ruang tamu. Namun langkahnya terhenti saat sang Putri menampakkan batang hidungnya.  Puk  Ibu memukul lengan Yuki. "Kenapa lama sekali, sudah ditunggu sama Al dari tadi. "  "Sakit Bu," protes Yuki. "Yuki tadi kebelet Bu, jadi setor dulu. " bisik Yuki.  "Kebiasaan emang anak perawan satu ini. "  Usai berpamitan kepada orangtua Yuki, Al dan Yuki pergi menuju bandara. Yuki sempat khawatir kalau mobil akan gimana-gimana jika dititipkan di bandara namun Al dengan keyakinannya meyakinkan Yuki.   "Jangan khawatir, si tua akan baik-baik saja. Dia bukan mobil yang mudah mogokan." Terang Al kepada Yuki. "Yuk sekarang masuk ke pesawat aja."  Kedua insan dengan hubungan tidak jelas ini sudah berada di dalam pesawat. Al duduk bersebalah dengan Yuki, ya iya lah itu jelas. Liburan Yuki dan Al di profokatori oleh Alona, Alona memaksa keduanya untuk berlibur bersama lumayan buang penat.  Rencana mereka akan berlibur tiga hari, semua sudah disiapkan semua oleh Alona Yuki dan Al tinggal berangkat saja. Sebenarnya Alona juga ikut tapi dengan alasan sang Mama tak mau ditinggal jadi Alona batal berangkat menghasilkan Yuki dan Al saja. Kalaupun harus batal sudah terlambat karena Alona mengabari mereka mendadak.  Al mengamati gerak-gerik Yuki yang sedang sibuk mengabadikan sekeliling dari jendela kecil pesawat. Pemandangan hijau masih mendominasi karena mereka masih berada dalam ketinggian yang standar. Begitu juga dengan Yuki kadang ia melirik kearah Al yang juga asik dengan majalah. Mereka tak terlibat dalan percakapan.  "Kamu nggak nyeselkan liburan berdua sama aku." Tanya Yuki penasaran, soalnya sedari tadi Al hanya diam sibuk sendiri dengan majalah yang ada ditangannya. Membuat Yuki berfikir tidak-tidak.  Al menutup majalah yabg sedang ia baca "Kenapa juga aku harus menyesal, anggap aja latihan buat bulan madu. " Ucap Al asal sambil menaik-naikkan alis. Ia sedang menggoda Yuki.  Yuki tersenyum malau, tiba-tiba saja bibirnya terkatup takut untuk menimpali. Sehingga hanya gumaman tak jelas saja yang keluar dari mulut Yuki. Al yang memperhatikan Yuki justru merasa senang, karena berhasil membuat Yuki merah padam karena malu.  "Cieee mau latihan bulan madu." goda Al lagi.  Membuat Yuki semakin bersemu, dia memukul tangan Al yang sedang sibuk mencari menu hiburan di layar.  "Mau ya bulan madu sama aku? "  "Nikahin dulu akunya." Jawab Yuki spontan meski Yuji tahu jika Al nggak mungkin serius dengan perkataannya. Yuki hanya memabcung siapa tahu Al sudah berubah.   "Mau aku nikahi?"  "Emmmm... "Gumam Yuki pura-pura berfikir.  "Kalau serius aku akan ke rumah kamu besok! "  "Ngapain?"  "Seperi biasa, main hehe... " Jawab Al tanpa dosa.   Meski Yuki sudah mempersiapkan diri tapi tetap saja disisi hatinya yangblain merasa sakit.  Yuki langsung melepaskan tangan dari genggaman Al, hatinya sudah tak karuan. Bahagia, sedih, kesal bersatu-padu menyerang perasaan Yuki tiba-tiba.  "Hei, kenapa?" tanya Al yang melihat perubahan ekspresi wajah Yuki.  "Nggak apa"  "Kamu marah?"  "Nggak kok, marah kenapa coba.. " jawab Yuki membohongi.  "Kalau marah kenapa nggak lihat wajah aku ngomongnya." Protes Al karena Yuki asik melihat kearah jendela yang menampakkan pemandangan indah di atas awan.   Yuki menguatkan batin, sebelum akhirnya setor muka kedepan wajah Al. Sambil menampakkan senyum paksa buat laki-laki yang paling menyebalkan seantero jagad.  Segera Yuki memalingkan wajah dari hadapan Al, namun segera Al menghalangi nya. Al menangkup wajah Yuki dengan kedua telapak tangannya hingga wajah Yuki terlihat lucu karena di tekan terlalu kencang. Bibir Yuki otomatis mengerucut imut.  "Cantik... Imut lagi... " Goda Al tanpa melepas tangannya.  "Al.. Lefasin.. Malu... " Protes Yuki ditambah dengan mata yang melotot tajam. Suara Yuki terdengar seperti gumaman tak jelas. Bibirnya yang bergerak nail turun membuat Al ingin tertawa, tapi ia tahan karena di pesawat tidak hanya dirinya. (Kalian bayangin aja ya dan bila perlu peraktekan sendiri biar mudeng maksut aku.. ??✌) Al mengantupkan bibirnya erat-erat supaya tawanya tak terdengar, karena geram Yukipun melepaskan tangan Al dari pipinya secara kasar.  "Terus saja tertawa!" Suruh Yuki pada Al dengan nada kesal.  ***  Mereka sampai di Bali dengan selamat, keduanya langsung menuju hotel tempat di mana mereka akan menginap. Hotel yang mereka pesan termasuk hotel mewah di kawasan Bali maklum pemiliknya masih muda jadi desain hotel pun dibikin sedemikian rupa untuk menarik pengunjung terutama anak-anak muda dan pasangan bulan madu. Hotel ini salah satu hotel milik Al, Al sengaja memesan kamar di hotelnya nanum ia merahasiakan semuanya dari Yuki.   Al dan Yuki masuk ke kamar yang sudah disiapkan. Al sengaja tak menempati kamar khusus yang di sediakan untuknya di PRESIDENTIAL / PENTHOUSE ROOM,  ia memilih memesan kamar dengan kelas yang sama seperti Yuki. Kamar mereka bersebelahan dengan teras yang menghadap ke laut. Al memilih dua kamar di SUITE ROOM (STE) dengan pemandangan yang tak kalah indahnya dengan pemandangan Presidential di hotelnya.   Yuki berdecak kagum melihat kamar dan pemandangan yang terpampang dari sana. Hotel ini berada di Seminyak Bali. Sekeliling adalah hamparan air biru yang didalamnya terpendam sejuta keindahan alam bawah laut.  Gila ini orang, pesan kamar bagus bener. Aku bukan orang bodoh yang nggak tahu berapa harga menginap di kamar suite seperi ini.  Batin Yuki terus menyerukan kekagumannya atas apa yang tertangkap oleh mata. Setelah merasa puas menikmatinya Yuki segera merebahkan badan di atas kasur empuk berbalut kain putih. Ia mengubur diri dari semua kelelahannya. Tak berselang lama, dia pun terlelap kealam mimpi.  Berbeda dengan Al, dia sudah segar hasil dari berendam. Ia juga sudah menggunakan pakaian formal, karena Al ingin mengecek keadaan hotel miliknya. Sudah cukup lama Al tidak mengecek langsung ke hotel, biasanya hanya lewat email atau telpon saja, maka saat ada kesempatan maka Al tak akan menyianyiakan.  Al sudah berada diruang rapat, ia mengadakan rapat dadakan bersama para manager dan beberapa karyawan yang memiliki peranan penting dalam pengelolaan hotel dietiap harinya.  "Bagus, saya suka dengan kinerja kalian. Saya harap, kalian bisa menjaga kepercayaan yang saya berikan. Sekalipun saya jarang terjun langsung kesini, saya yakin kalian mampu menjaga amanah yang saya berikan kepada kalian."  Terang Al pada semua peserta rapat, Al tak akan bosan-bosan memberi petuah kepada mereka.  "Iya Tuan, kami janji akan menjaga kepercayaan yang Tuan Al berikan kepada kami. Terimakasih atas kepercayaan dan penghargaan yang selalu tuan berikan kepada kami. " salah satu peserta rapat mewakili yang lain mengucapkan terimakasih kepada Al.  ****  "Sudah siap? " Al bertanya pada Yuki yang sudah cantik dengan gaun diatas lutut dan tanpa lengan. Al mengajak Yuki makan malam di restoran yang ada di hotel miliknya.  "Yuk," ajak Yuki pada Al.  Mereka masuk kedalam lift menuju lantai dua dimana restoran berada. Al sudah menyiapkan acara makan malam mereka dengan suasana cukup romantis, entahlah rasanya Al ingin sekali membahagiakan Yuki malam ini.  Al dan Yuki melangkah keluar lift menuju pintu masuk restoran, di depan pintu keduanya sudah di jamu senyuman dari pegawai restoran tersebut. Mereka menundukkan kepala menghormati tuannya datang bersama sang nyonya. Yuki juga merasa sedikit heran akan tingkah para petugas hotel dan juga pegawai restoran yang menurut kacamata Yuki terlalu menghormati dirinya dan Al padahal keduanya bukanlah siapa-siapa.  "Abaikan mereka," bisik Al pada Yuki membuat bulu kuduk Yuki meremang.  Mungkin omongan Al ada benarnya juga, Yuki segera membuang pikiran anehnya cepat-cepat.  "Silahkan Tuan, Nyonya. Nikmati makan malam kalian " Ramah pegawai itu. Yuki dan Al membalas dengan senyum yang tak kalah ramah.  Hidangan makan malam sudah ada di depan mata. Keduanya segera menyantap makanan tersebut tanpa mengomentari rasa dan mengabaikan pandangan berpuluh-puluh pasang mata yang terpana akan kedua pasangan serasi dimata mereka.  "Suka? " Al membuka suaranya, ia ingin tahu bagaimana komentar Yuki mengenai makanan mereka.  "Suka, ini lezat. Sepertinya mereka berbakat memanjakan lidah pengunjung. Hebat ya, kalau begini mana ada penghuni hotel yang rela melewatkan makan mereka. Semua makanan khas Bali rata-rata tersedia disini dan rasanya tak kalah enak sama yang lain. "  "Betul sekali, itu adalah dalah satu trik untuk menarik para pengunjung. "  "Aku rasa, pemiliknya benar-benar hebat. Aku jadi pingin ketemu sama dia dan.... " Yuki berhenti sejenak untuk berfikir.  "Dan.... " Al penasaran.  "Berkenalan mungkin atau bahkan berkencan kalau dia pria yang ganteng, gagah, menyenangkan dan tidak suka php tentunya, "  Setelah dibuat melambung, kemudian Al merasa dijatuhkan oleh pernyataan terakhir Yuki. Php.. Apakah Al sedang melakukan php kepada wanita cantik di depannya. Al tersenyum kecut mendapati kenyataan demikian. Al bukan tidak sadar ataupun peka. Dia tahu jika Yuki sedang menunggu ketegasan dari Al, Al mengetahuinya dari Alona yang senantiasa menampung curhatan Yuki kemudian melaporkan pada Al. Seketika Al dan Yuki sama-sama menjdi diam, keduanya hanyut dalam pikiran masing-masing.  "Al... " Ucap seorang wanita berparas cantik dengan gaun merah merekah menempel dibadan wanita tersebut yang seperti gitar sepanyol.  "Tuh kan betul, aku udah yakin jika kamu Al. Dari tadi aku memperhatikan kamu dari sana. " ungkap wanita tersebut sambil menunjuk arah meja dimana menjadi titik dirinya memperhatikan sosok Al sedari tadi.  "Hai, " sapa Al, dia masih tak percaya akan penampakan di depannya.  "Miss u.. " ungkap wanita itu yang memang sangat rindu pada Al. Bak kilat si wanita langsung memeluk Al tanpa aba-aba. Membuat Al dan Yuki kaget dengan ulah si wanita barusan.  Segera Yuki memalingkan wajahnya melihat kemana saja asalkan fokus matanya tidak melihat pada pemandangan dihadapannya yang sangat menyayat hati.  Wanita itu tak segan mencuri sebuah ciuman dari pipi Al, orang yang sangat ia rindukan selama ini. Satu tahun mereka tak berjumpa karena kesibukan masing-masing, membuat si wanita memendam sejuta rindu di hati. Sehingga saat bertemu dia tak segan-segan memeluk dan menghujani Al dengan ciuman.  "Aril, lepas. Ini kita jadi tontonan. " Al berusaha melepaskan diri dari himpitan seorang Aril, dia merasa tak enak hati dengan pengunjung dan juga para pegawainya.  "Kenapa? Biarin aja, mereka kan tahu kita. Para pegaiwaimu itu sudah tahu kita Al."  Kata-kata yang dilontarkan oleh Aril menyadarkan Yuki akan sesuatu. "Pegawai... " Suara tajam Yuki menyadarkan Al akan sosok Yuki yang sedari tadi melihat adegan mesra keduanya dengan dekat.  Segera Al melepaskan diri dari Aril,  "Aku bisa jelasin" kata Al pada Yuki yang sedang memandang Al dengan pandangan kecewa, penasaran, dan lain-lain.  "Hai, kenalin aku Aril, tunangan Al!" Serobot Aril pada Yuki.  Al dan Yuki sontak memandang kearah Aril. Al tak menyangka jika Aril akan memperkenalkan diri sebagai tunangannya dihadapan wanita yang ia bawa. Sementara Yuki memandang Aril dengan tatapan syok.  "Nggak mau kenalan sama aku? " pertanyaan itu keluar dari mulut Aril untuk Yuki yang tak juga merespon salam perkenalan dari Aril.  "Yuki, emm ....." Yuki bingung dia akan memperkenalkan diri sebagai apa, akhirnya ia memandang Al, berharap Al yang akan menjelaskan status mereka.  "Dia teman aku, sahabat kantornya Alona." Jelas Al. Membuat d**a Yuki hancur seketika.  ❤❤❤ 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD