Meriska pembawa onar

3699 Words

Sesampainya di rumah, aku masih merasa dilema harus mengatakan apa pada ibu jika aku akan liburan ke pulau Tidung. Ah, rasanya munafik sekali jika aku mengatakan bahwa aku adalah anak yang berbakti dan penurut. Buktinya, sekarang aku akan melanggar janjiku pada ibu untuk menjauhi Exel, aku tidak sekuat itu. Aku membutuhkan Exel karena hanya dia yang bisa menjadi batu lompatan untuk kebutuhan sehari-hariku, biarlah orang menganggap bahwa aku hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan karena memang itu yang aku lakukan saat ini. Aku tampak celingak-celinguk dan mengendap-endap masuk rumah takut jika ketahuan ibu baru saja berbelanja karena ibu pasti akan menanyakan dari mana barang yang aku dapatkan itu. Aku tidak mungkin berbohong, setidaknya jika aku dibelikan oleh Exel aku harus menyemb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD