Perihal kebahagiaan

3735 Words

Aku menghampiri Jeselyn yang terlihat sedang duduk di depan ruang rawat Exel, ia melihat ke arahku dengan sedikit terkejut. Mungkin, Jeselyn menyangka aku sudah pulang karena memang tadi aku berniat pulang dan sudah naik taksi pula ternyata tidak ada uang atau pun ponsel. “Kamu balik lagi, Ge? Apa ada yang sakit?” tanya Jeselyn menatapku dengan mata pandanya, memang benar pasti Jeselyn sangat kelelahan terus bekerja di café dan begadang. Aku duduk di samping Jeselyn kemudian tersenyum padanya. “Tidak, aku hanya lupa aku tidak bisa pulang karena tasku kemalingan. Di sana ada identitasku, ponsel dan juga uang, aku bingung mengapa hari ini terasa seperti hari yang sial untukku,” kataku dengan wajah frustrasi. Aku bingung harus datang ke siapa lagi selain Jeselyn dan juga Exel, aku tahu bah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD