Sejak kejadian di mana bra-ku dijepret oleh Exel, aku tidak bicara padanya. Orang-orang mengatakan bahwa aku adalah pendendam dan tidak menerima kesalahan orang lain. Namun, aslinya aku tidak bicara pada Exel karena merasa sangat malu, mana bra-ku kendor dan aku tidak yakin bahwa Exel tidak merasakan bra-ku yang kendor itu. Jelas saja sebagai seorang perempuan ditarik dan dijepret saja terasa seperti pelecehan seksual. Bagaimana jika pria itu juga merasakan kendornya bra-ku dan pasti ia berkata dalam hati aku tidak mampu membeli bra. Aku menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan berusaha untuk mengontrol emosiku yang sangat kesal mengingat kejadian kemarin. “Wah, lihatlah ada si bra jepret,” ucap seseorang seraya menunjuk ke arahku saat aku melintas di depan me