“Kenapa wajahmu cemberut seperti itu sedari tadi?” tanya Exel membuat aku merasa kesal juga, liburan bukannya senang-senang malah membuat aku merasa dipojokkan oleh perusahaan Sanjaya dan semua karyawannya padahal anak pemilik perusahaanlah yang terus memaksa aku untuk berlibur dengannya. Aku tidak menjawab perkataan Exel karena merasa masih sangat marah dengan Devan yang malah memojokkanku seperti itu padahal sepupunya inilah yang membuat aku menjadi daftar hitam oleh karyawan dan pemilik perusahaan Sanjaya. “Diamlah, aku tidak ingin bicara padamu membuat tidak mood saja!” Aku menggerutu kesal, Exel tampak bingung dan mungkin saja banyak sekali pertanyaan di otaknya sejak tadi, tapi tidak ditanyakan padaku karena mungkin merasa tidak nyaman dengan ekspresiku yang penuh kekesalan. Exel