Rudi berada di rumah Rima sepanjang siang, ia dengan telaten merawat dan menyiapkan makanan untuk Rima. Rima merasa tidak nyaman dibuatnya, karena pria itu dengan seenaknya ke luar masuk ke seluruh ruangan di rumahnya.
“Bagiamana?, enak, ‘kan” makanan buatanku!”
“Kau tidak usah mengingkarinya, aku dapat melihat kalau kau menyukainya. Buktinya, kau makannya tambah. Baru tahu aku, kalau wanita galak seperti kamu ini, makannya banyak. Apa karena kamu memerlukannya untuk sumber energi berdebat denganku?”
.
Rima mendelik kesal ke arah Andri, “Dan, sepertinya kau merasa dirimu seperti tuan rumah saja, dengan sesuka hatimu masuk ke dalam kamarku. Kau anggap ini rumah nenek moyangmu, apa?”
Andri tersenyum simpul, “Rumh ini memang bukan punya nenek moyangku, tetapi punya calon istriku,” sahut
