"Jayden?" aku memanggil-manggil Jayden yang sepertinya sedang larut dalam pikirannya. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini. "hah? Kau mengatakan sesuatu padaku?" dia mengerjapkan matanya beberapa kali. "aku tadi berterima kasih padamu. Aku tidak suka berhutang budi pada siapapun, jika ada yang bisa aku lakukan untukmu, katakan saja. Tapi jika kau meminta barang mewah atau benda mahal aku angkat tangan. Kau tahu, aku tidak sekaya dirimu" "hm, sangat menarik. Baiklah akan kupikirkan nanti jika aku butuh sesuatu darimu" Jayden tersenyum miring ke arahku. "aku peringatkan, kau jangan meminta yang macam-macam" tegasku sambil menatap mata hazel milik Jayden. Aku tak sanggup menatap terlalu lama pada mata itu. Mata miliknya seolah sanggup masuk kedalam jiwaku dan membuatku terperangkap