bc

Vampire Obsession

book_age18+
2.1K
FOLLOW
32.0K
READ
possessive
fated
mate
powerful
bxg
vampire
city
another world
supernatural
actor
like
intro-logo
Blurb

"apa-apaan kau Jayden! menjauh dariku!" aku berusaha melawan Jayden yang memojokanku ke tembok. "aku akan melaporkanmu pada Direktur kalau kau melecehkanku!"

"laporkan saja. Aku tidak peduli"

Dia terus saja mengendusi leherku. Tidak hanya itu, dia seperti seorang stalker. Selalu membuntutiku dan tahu dimanapun aku berada.

"lepaskan aku Jayden!"

"tidak akan pernah. Aku suka dengan baumu. Begitu memabukan dan menjadi candu untukku"

"apa maksudmu?"

"haruskah aku menggigitmu dan menandaimu?"

chap-preview
Free preview
PROLOG
    Aku berhasil kabur dari rumah Bibiku ketika dia dan Paman sedang tidak ada di rumah. Kuambil semua uang dan perhiasan milik Ibuku yang dikuasai oleh Paman dan Bibiku. Sejak kecil mereka sama sekali tidak menyukaiku, selalu mengataiku sebagai anak monster, bahwa aku seharusnya tidak terlahir dan mati saja. kini, setelah aku lulus SMA, usiaku juga sudah cukup untuk bisa tinggal sendirian aku pergi dari rumah itu sejauh mungkin. Aku harus pergi keluar kota atau tempat yang terpencil agar mereka tidak mencariku.     Di dalam kereta, aku memperhatikan orang yang mengobrol. Atau berlalu lalang mencari tempat untuk duduk. kulihat seorang anak kecil sedang bercanda dengan ayahnya sambil memeluk ibunya. Pemandangan yang membuatku iri. Sejak usia 5 tahun, ayah dan ibuku tidak kembali setelah mereka bekerja. Ketika kutanyakan pada Bibi Mauren, ibuku mati karena ayahku. Dia terus menghina dan menyalahkan ayahku atas kematian ibuku, yang juga adalah adiknya. Sedangkan paman Alec hanya menatapku benci lebih sering menganggapku tidak ada. Aku tidak mengerti kenapa mereka begitu membenci orangtuaku. *** 4 tahun kemudian     “Granma Lilie, aku pergi kerja dulu ya” aku mencium kedua pipi Granma yang selama ini berbaik hati mau menampungku.     “hati-hati sayang, jangan lupa bawa kotak bekalmu. Hari ini kamu pulang jam berapa?”     “hari ini aku pulang jam 11 malam” ucapku ambil memasukan kotak bekal yang dibuatkan Granma.     “malam sekali, hati-hatilah ketika pulang nanti. Kamu harus langsung pulang ke rumah”     “oke, Granma juga hati-hati di rumah ya. Jangan melakukan pekerjaan yang terlalu berat!”     Begitu aku berada diluar rumah, para tetangga menyapaku dengan ramah. Tempatku tinggal sekarang, kota merupakan kota kecil. Aku tinggal di pinggir kota ini yang penduduknya tidak begitu banyak. Anak-anak muda yang tinggal disini, banyak yang bekerja atau bersekolah diluar kota. Mereka ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sedangkan mereka yang sudah lanjut usia dan pensiunan lebih memilih disini karena lebih nyaman dan jauh dari hiruk pikuk kota.     “hei Kimmy! Kamu terlambat lagi! Cepat bantu tim yang bekerja di dapur! Akan banyak tamu nanti siang!”     “baik Manager!” aku langsung masuk kedalam, mengganti bajuku dengan seragam lalu membantu para koki yang sibuk mempersiapkan bahan makanan.     “Kimmy! Bisakah kamu mencuci semua bahan makanan ini? Edwin sedang di belakang membersihkan daging!”     Begitu aku masuk area dapur aku sudah mendapat perintah untuk membersihkan sayuran dan juga buah. Segera kubawa keranjang-keranjang yang berisi buah dan sayur itu ke tempat cuci. Kulihat Edwin sedang sibuk membersihkan daging ayam.     “hei, Edwin. Sebenarnya restoran kita ada acara apa? Kenapa ramai sekali hari ini?”     “hei Kimmy, kudengar dari Manager, restoran kita di booking oleh kru film yang sedang syuting di sekitar sini”     “wah hebat sekali! pasti banyak aktor dan aktris terkenal yang datang!”     “benar! Aku ingin melihat Elena dari dekat! Dia juga bermain dalam drama ini!” seru Edwin dengan senang. Aku tidak tahu apa-apa soal aktor dan aktris terkenal karena di rumah pun aku jarang menonton televisi.     “Kimmy! Bisa kamu bantu aku mengambil piring dan gelas yang ada di gudang!” suara Manager terdengar dari arah dapur. Belum juga aku menyelesaikan setengah dari tugasku tadi aku sudah di perintahkan mengerjakan hal lain.     “biar aku yang mengurus ini! kamu pergi temui Manager cepat!” Edwin mengambil alih kerjaanku mencuci sayuran dan buah.     Aku membantu Manager mengambil lusinan piring dan gelas yang ada di gudang kemudian aku mencucinya. Setelah selesai urusan cuci mencuci, aku membantu mempersiapkan bahan makanan dengan memotong daging, sayur atau apapun yang mereka perintahkan padaku. kami benar-benar sangat kewalahan, bahkan Manager pun turut memasak di dapur.     “waktunya satu setengah jam lagi sebelum makan siang. Ayo semangat semuanya! Setelah ini berakhir kita akan menutup restoran dan makan bersama!” Manager memberikan semangat pada kami semua yang di sambut dengan sorak sorai pekerja yang lain.     Lima belas menit sebelum makan siang para kru dan pemain sudah tiba di restoran. Untungnya kami sudah siap dalam segala hal. Aku dan Edwin membantu para waiter mengantarkan minuman lebih dulu ke meja mereka.     “bolehkah aku meminta segelas orange jus dan cola? Diluar sangat panas, aku ingin minuman yang segar” pinta seseorang yang sangat cantik sekali.     “baik, tunggu sebentar” aku berbalik untuk mengambil minuman yang diinginkannya.     “segelas orange jus dan cola” ucapku. Aku bersandar sambil menunggu pesanan datang.     “hei, kamu membawa pesanan Elena? Iri sekali” ucap Edwin  sambil menata beberapa gelas ke dalam baki kemudian dia pergi lagi.     Elena? Aku menoleh kearah perempuan yang cantik dan anggun itu. dia memang sangat cantik sih, pantas saja Edwin sangat menyukainya.     “ini orange jus dan colanya, silakan” aku menaruh dengan hati-hati di depannya.     “terima kasih” dia tersenyum padaku.     “jadi hanya Jayden yang tidak ikut makan siang dengan kita? Haah.. aku menyukainya sebagai aktor, tapi sifatnya yang terlihat misterius itu membuatku penasaran”     Aku mendengar seseorang menggoipkan Jayden di sela-sela kesibukanku kesana kemari melayani mereka.     “kudengar dia juga pernah membawa seorang wanita ke apartemennya, yang ternyata seorang pegawai di agensiku. Ketika ku tanya ada hubungan apa dengan Jayden dia malah terlihat bingung. apa dia mengancamnya?”     “tidak mungkin dia seperti itu! paparazi selalu menguntitnya, dia gak mungkin lolos”     Ternyata baik aktris maupun aktor terkenal seperti mereka pun suka bergunjing tentang orang lain, apalagi terhadap rekan kerja mereka sendiri. Begitu aku selesai mengantar makanan untuk semua pengunjung, aku beristirahat sebentar di ruangan khusus karyawan. Badanku terasa lelah sekali.     “Kimmy, Kimmy lihat! Aku berhasil berfoto dengan Elena!” Edwin dengan girang memamerkan handphonenya padaku. menunjukan sebuah foto dimana dia dan Elena sedang tersenyum kearah kamera.     “ya ya kamu sangat beruntung” ucapku dengan malas.     “sayang sekali Jayden tidak ikut makan siang bersama, padahal dia tokoh utama dari drama yang dibintanginya”     “bukannya kamu fans dari Elena?”     “tentu saja aku fans Elena nomor 1! Aku akan memamerkan ke semua orang kalau aku berfoto dengan artis-artis terkenal!” ternyata itu tujuan Edwin yang sejak tadi sibuk berfoto dengan beberapa artis yang datang.     “Kimmy, ada seseorang yang ingin menemuimu. Dia orang dari agensi NIS” manager menghampiriku dengan wajah yang sedikit senang.     “ada apa mereka memanggilku? Apa aku melakukan kesalahan?” tanyaku pada sang manager restoran.     “aku tidak tahu. Ayo cepat ikut aku, jangan biarkan pelanggan menunggu lama” Manager menyeretku keluar menemui orang dari agensi tersebut.     “tuan, aku sudah membawa Kimberly padamu” ucap Manger sopan sambil membungkuk. Akupun ikut membungkuk seperti manager ku.     “terima kasih. Bisa kamu tinggalkan kami berdua?”     “baik. Jika anda memerlukan saya, panggil saja” Manager pergi meninggalkanku sendiri.     “maafkan saya jika saya melakukan kesalahan pada Anda” aku tidak berani menatapnya. Jujur saja, pandangannya begitu mengintimidasi.     “duduklah dulu. Aku ingin berbicara denganmu” aku menarik kursi kosong yang ada di depannya lalu duduk dengan sedikit takut.     “jadi namamu Kimberly?”     “ya, saya Kimberly Monica. Anda bisa memanggil saya Kim atau Kimmy”     “baiklah Kim, aku sudah memerhatikanmu dari tadi. Kamu punya tubuh yang bagus dan proporsional, jika kamu dipoles sedikit kamu akan terlihat cantik. Apa kamu tertarik untuk bergabung dan bekerja di agensiku?”     “apa?” aku mengerjapkan mataku beberapa kali.     “aku ingin kamu bergabung di agensiku” dia memberiku kartu namanya.     “maaf, tapi aku tidak tau apa-apa soal menjadi aktor ataupun aktris. Aku bahkan tidak bisa berakting”     “kamu akan mendapatkan pelatihan selama beberapa bulan disana. Selain itu, kami akan memfasilitasi tempat tinggalmu. Kamu bisa tinggal di asrama milik agensi dan tentu saja bayaran yang tinggi”  mataku terbelalak begitu mendenagar kata bayaran yang tinggi.     Apakah dia serius mengajakku bekerja di agensinya? Kalau aku pergi bagaimana dengan Granma? Dia akan tinggal sendirian.     “sepertinya kamu memerlukan waktu untuk berpikir” ucapnya sambil menatapku. Aku mengangguk pelan. dia mencondongkan tubuhnya padaku dan berbisik di telingaku.     “agensi NIS tidak semudah itu untuk merekrut orang, mereka yang ingin masuk bahkan harus melalui audisi yang sulit. Kamu termasuk yang beruntung, tak perlu melalui audisi karena aku memilihmu langsung. Ingatlah, kesempatan bagus tidak akan datang dua kali”     Sebelum beranjak, dia sempat mengendusi leherku yang membuatku berjengit menjauh. Aku menatapnya dengan sedikit marah. Tapi sepersekian detik aku melihat matanya berubah kemerahan lalu kembali normal.     “pikirkan baik-baik” dia menepuk bahuku lalu pergi meninggalkanku. Dia juga meninggalkan kartu namanya diatas meja yang tadi belum ku ambil.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
148.7K
bc

Menggoda Tuan L

read
263.3K
bc

(LYMPB1) LOVING YOU MY POSESSIVE BOYFRIEND

read
216.8K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
114.0K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
223.7K
bc

Romantic Ghost

read
164.6K
bc

I'm Not Rapunzel

read
83.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook