Tanpa mengetuk ruangan Mirza, aku menerobos masuk. Biar amat dibilang enggak sopan, aku sudah tidak sabar ingin menjambak rambutnya. Malam tadi Elang diperiksa penyidik dan belum kembali hingga siang ini. Tidak bisa dihubungi. "Bu..Bu, buat janji dulu jika ingin bertemu Pak Mirza." Sekretaris cantik, bahenol dan menor mencegahku. Namanya kulihat, Indah. "Mbak Indah, saya enggak perlu janjian dengan Bos kamu, karena saya sedang invasi kantornya sekarang juga. Enggak ada penyerang yang buat janji." Indah memandangku dengan wajah melongo, kudorong lengannya pelan dan bergegas masuk ke ruangan Mirza. Dia sedang berbicara di telepon dan mengangkat sebelah alisnya ketika melihatku datang, aku bersidekap menunggunya. "Daddy telepon lagi nanti ya, Princess. Sekarang, Daddy ingin melanjutkan