24. Terapi

1374 Words

Malam mulai larut. Luna baru saja keluar dari toilet, hendak berberes sebelum beranjak ke kasur. Dia melihat Adhitya berdiri di dekat jendela dengan gorden yang tersingkap. Tatapannya tertuju pada sisi kolam renang di mana tragedi itu terjadi. Teriakan malam itu seolah kembali ke telinga Adhitya. Dia menautkan alis sambil memegang sisi kepalanya. Terasa sakit ketika dia mengingatnya. Kembali ke sumber luka hanya akan memaksa Adhitya tenggelam dalam rasa takut. Desis kecil itu membuat Luna prihatin. Dia mendekati, memeluk punggung Adhitya dari belakang untuk menguatkannya. Adhitya bernapas lega saat menyadari Luna masih ada di sampingnya. Wanita itu mencium pundak Adhitya, menyampaikan rasa cinta pelan-pelan agar Adhitya terbiasa dengan sentuhannya. "Kamu masih mikirin kejadian itu, Dh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD