Malam panjang berganti fajar. Sepasang pengantin baru itu bisa melalui malam tanpa bersentuhan, hanya berpegangan tangan saja. Pelupuk mata Adhitya mengerjap, mendapati istrinya masih tidur dengan bias wajah damai di hadapannya. Sangat cantik.
‘Sabar, Sayang. Aku akan coba jadi Dhitya-mu yang lama. Maaf, tapi tolong, tunggu aku.’
Detik terus berlalu. Adhitya puas menatap sang istri, lalu hasratnya terpancing sepagi ini. Memilki hati penuh cinta, lalu sisi trauma mengurung kehendaknya sebagai seorang suami yang butuh sentuhan sang istri. Jakunnya naik-turun dan pelan-pelan menyentuh pipi wanita ini.
‘Sebentar, Luna. Tolong.’
Adhitya mengusap pipi itu dengan lembut, lalu sedikit mendekat untuk mencuri kecup tipis di bibirnya. Sangat lembut dan manis. Takut Luna terbangun, Adhitya melep
