“Apa rencana selanjutnya?” sahut Roy setelah meneguk minumannya. “Dia akan gue berikan kepada yang lain,” jawab Aksa pasti dengan mengetukkan jarinya ke atas meja kaca. Selanjutnya Aksa berdiri dari duduknya dan berdiri di depan kaca raksasa yang menjadi pembatas ruangannya. Aksa berdiri menatap jalanan yang ada di bawah sana dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celananya. Penampilan seperti itu sangat memperlihatkan sisi wibawa seorang Aksa. “Lho, kok diberikan kepada yang lain?” Roy menatap Aksa yang sedang memperhatikan jalanan di bawah sana. “Atau lo berminat?” tanya Aksa dengan tatapan menusuk jantung Roy. “Eh, bukan begitu juga kali, Sa,” dengus Roy seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Ayo, kita keluar sekarang,” ucap Aksa cepat seraya menyambar kunci mobil ya