“Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, Rel. Bukankah semuanya sudah selesai semenjak tiga tahun yang lalu?” ucap Zeline dengan kening berkerut. “Maafin aku ya, Zel,” lirih Farrel. “Tidak masalah, Rel. Bukankah jodoh, rezeki dan maut itu diluar kuasa kita, Rel. Kita hanya bisa menjalaninya saja,” ucap Zeline dengan sedikit senyum yang terukir di sudut bibirnya. “Iya, Zel. Terima kasih, sudah mau bicara dengan aku,” bisik Farrel. “Baiklah. Kita tidak bisa bersama, bukan berarti harus menjadi bermusuhan, bukan?” ucap Zeline mengulurkan tangannya. “Aku juga minta maaf, atas sikapku kemarin,” Zeline menambahkan dengan senyuman manisnya. “Semoga bahagia sama Zanna,” lirihnya. “Terima kasih, Zel. Kamu tetap menghuni sudut hatiku yang paling dalam, meskipun kita tidak bisa bersama,” uca