Mereka memasuki pintu utama rumah megah tersebut. Kedatangan mereka telah di ketahui oleh Elnara dan juga Sinta. Elnara sangat kaget dengan penampakan Zeline di rumah tersebut. Pikirannya mulai menerka nerka hal yang menakutkan serta membuatnya gemetar. Tidak jauh berbeda dengan Elnara, Sinta juga merasakan hal yang sama dengan Mamanya tersebut, hingga tubuhnya mengeluarkan keringat dingin karena beban pikirannya yang bergelut dengan kacau. “Selamat siang, Tante,” ucap Zeline seraya membungkukkan badannya dengan sopan. “Se-lamat siang juga, Zeline,” jawab Elnara dengan terbata bata dan suara yang tercekat di kerongkongannya. Suaranya seakan mencekat ucapan yang keluar dari mulutnya. Kilatan mata Zeline dapat menangkap ketakukan di wajah Elnara dan juga Sinta hingga sebentuk senyuman ter