Yusuf pulang ke rumah sudah pukul delapan malam. Ia langsung masuk ke kamar mandi setelah istrinya mencium punggung tangannya. Mandi air dingin sepertinya mampu mengurai ketegangan sejak dari apartemen Mutia, hingga ke rumah sakit. Syukurlah semua dapat ia lewati dengan baik, walau ia tidak tahu bagaimana dengan Mutia jika kembali menggodanya. Lelaki tidak sekuat itu mampu bertahan jika terus-terusan diganggu oleh wanita yang pernah menjadi ratu di hatinya. Yusuf keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk saja. Larissa tersenyum padanya masih dengan baju daster besar yang katanya dibelikan oleh mamanya. "Mas sudah makan?" Yusuf menggeleng. "Mau makan nasi atau makan saya?" lelaki itu akhirnya tertawa, merenggangkan otot wajahnya yang memang sangat kaku hari ini. "Makan saya ju