Bik Erna membuka pintu rumah majikannya saat ada panggilan dari luar pagar. Hatinya mendadak resah ketika melihat siapa yang ada di depan sana. Sepertinya ayah dan ibunya majikannya. Coba tadi ia abaikan saja, karena sudah terlanjur berdiri di depan pintu, mau tidak mau ia buka juga pintu pagar itu. "Kamu digaji berapa sih? Lama bener bukain pintu," omel Bu Arin dengan mata melotot. Sabar! Batin Bu Erna berkata. Tunggu, ia seperti mengenal wajah lelaki yang kini masih duduk di atas motornya memakai jaket dan helem. "Pa, mau masuk gak?" "Nggak, di sini saja, biar nanti bisa cepat kalau kamu beres urusan di dalam." Jawaban yang keluar dari mulut Pak Rojak membuat Bik Erna semakin khawatir, pasti akan terjadi sesuatu dengan majikannya nanti. "Majikan kamu mana?" tanya Bu Arin. "Ada di