Janu menarik nafas panjang, sebelum akhirnya melanjutkan langkah memasuki gedung perusahaan food and beverage di daerah Surabaya. Sebulan berselang, setelah mereka—Janu, beserta kedua saudara Shameeta, mengunjungi makam wanita tersebut—akhirnya, kini Janu mendatangi perusahaan milik keluarga tersebut. Bukan tanpa alasan, Janu akhirnya mau menginjakkan kaki di gedung besar itu. Yang pertama, tentu saja karena wanita—yang sudah ia anggap seperti kakak kandungnya sendiri—yang tak berhenti mengingatkan dirinya, agar memaafkan keluarga sang Ibu. Janu cukup bersyukur, karena wanita itu tidak pernah sekali pun, menyebut tentang pria—yang pernah menjadi suami Ibunya. Naya tidak pernah menyebut nama Shabaga Husein, apalagi memintanya memaafkan pria tersebut—padahal ia tidak pernah bercerita bagaim