“Perkenalkan, ini Istri saya.” Alka memperkenalkan wanita dengan perut membulat tersebut sebagai istrinya. Tepat seperti dugaan Janu. Senyum yang mengembang pada bibir wanita dengan wajah yang terlihat bercahaya tersebut, membuat Janu mengingat kembali sang Ibu. Seperti itulah dulu ibunya selalu tersenyum padanya. Senyum yang menyejukkan hati. “Saya Naya, istri pria tampan di sebelah saya ini.” Wanita bernama Naya tersebut terkekeh sembari melirik pria di sampingnya. Sementara sang pria semakin mengeratkan rengkuhan tangan pada pinggang istrinya. Keduanya terlihat saling mencintai. “Saya Januari, Bu.” Janu segera menyambut uluran tangan Naya. Setelahnya, Alka membawa sang istri duduk bersamanya di sofa panjang. Januari mengikuti keduanya. Kembali duduk di tempat semula. Ketiganya mulai