Tanpa ada kalimat atau kata pengesahan, pada akhirnya tempat di mana Sena dilahirkan dan dibesarkan, menjadi tempat bagi Kinan untuk tinggal selanjutnya. Lelaki itu boleh mengusirnya. Bahkan, Kinan boleh saja menolak. Tapi, sikap Malika yang kini kerasa kepala seperti Arka, suaminya, membuat Kinan tak lagi bisa menolak untuk pergi dari rumah yang luar biasa besar dan megah tersebut. "Setidaknya rumah ini tidak hanya penuh oleh pelayan yang pengawal saja, Kinan. Dengan adanya kamu di rumah ini, membuat suasana bertambah ramai walau cuma sedikit," ucap Malika tersenyum. Ekspresi yang Kinan tahu penuh harap, hanya bisa ia sanggupi dengan mengangguk dan tersenyum. "Satu syarat, Nyonya." "Apa itu?" Lucu memang. Ketika Malika yang kaya raya meminta seorang perempuan untuk tinggal bersa