BAB 4 Punya Saya Lebih Besar

1465 Words
Tok..Tok..Tok "Ish, siapa sih pagi-pagi ganggu orang tidur," ucap Kinan sambil mengacak-ngacak rambutnya. Dengan rambut yang masih berantakkan dan masih menggunakan pakaian semalam, Kinan melangkah membukakan pintu orang yang menggangu waktu tidurnya. Kinan menguap sebentar lalu tangannya memegang handle pintu dan membukanya. "Apa sih, masih pagi jangan ganggu orang tidur," ucap Kinan dengan suara ciri khas bangun tidur. "Kinan saya tunggu 10 menit kalau kamu belum rapi, saya tambahkan pekerjaan kamu menjadi 8 hari," ucap Dave datar. "WHAT'S," teriak Kinan, dia baru sadar ternyata dia berada di rumah Dave. "Pak, tapi saya tidak bawa baju". "Dilemari itu ada baju baby sitter. Baju itu lebih baik daripada baju yang kamu pakai sekarang. Atau kamu sengaja mau menggoda saya dengan pakian seperti ini?" bisik Dave ditelinga Kinan. Tentu saja Kinan yang merasa kegelian langsung menjauhkan wajahnya dan melihat Dave sudah berjalan dengan seringai jahil di bibirnya. Dengan kesal Kinan masuk ke kamar. Dia mengambil handuk dari dalam lemari dan membawanya ke kamar mandi. Waktunya tidak banyak. Dia hanya bisa mandi 5 menit. Lalu membuka lemari mencari baju. Kinan menarik nafas panjang. Yang dia lihat hanya beberapa potong pakian bewarna putih. Yang dia tahu ini pasti baju baby sitter. Dengan malas Kinan mengambil salah satu baju tersebut. Tangannya masih sangat ragu untuk mengenakan baju ini. Dia takut ada yang melihat, bisa hancur reputasinya sebagai MC kondang. Kinan sengaja memejamkan matanya, tak berani menatap dirinya di depan cermin. Tetapi dia tetap harus melihat cermin, karena dia harus memoles wajahnya dengan riasan. Perlahan Kinan membuka matanya. "Alhamdulillah, untung bajunya mirip dress. Jadi gak malu-malu bangat gue," ucap Kinan pelan dan mulai memoles wajahnya dengan sedikit riasan yang tipis. Tok..Tok..Tok "Kinan cepat, saya hitung sampai tiga, kalau kamu tidak keluar, saya buka pintunya," teriak Dave. "1" "2" Ceklek "Iya bawel," ucap Kinan yang membuka pintunya. Kinan sengaja berjalan dan menabrakkan bahunya pada bahu Dave, lalu dia tersenyum. "Kak Kinan," ucap Baim yang bingung melihat Kinan. "Hai Baim," sapa Kinan. "Kak Kinan ngapain disini, mau numpang di mobil Papa ya?" tanya Baim. Kinan yang bingung hanya bisa tersenyum dipaksakan "Enak aja numpang. Hei bocah kalau bukan gara-gara Bapak kamu yang suka ngatur, saya juga ogah ada disini" batin Kinan. "Baim, mulai hari ini Kak Kinan yang akan jagain kamu, antar jemput, menyiapkan kamu makan, pakaian, terus kalau kamu butuh apa-apa, tinggal bilang sama Kak Kinan," ucap Dave yang baru saja menghampiri mereka. "Gille, banyak bener kerjaan gue. Nih anak sudah gede, gak perlu dimanja juga kali." batin Kinan yang terkejut dengan ucapan Dave. "Baim tidak mau. Kak Kinan sudah bohong sama Baim. Baim gak suka sama Kak Kinan," ucap Baim sambil mengerucutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di atas d**a. "Good boy. Terserah kamu gak suka juga gak papa. Terus aja bilang sama Papa yang suka ngatur, biar aku gak jadi baby sitter kamu. Hahaha, bagus Baim, ayo bujug Papa kamu terus, biar dia membatalkan aku jadi baby sitter" batin Kinan sambil tertawa. "Kak Kinan kenapa tertawa sendiri ? Gila ya?" ucap Baim sambil meletakkan satu jari telunjuknya diatas kening sambil dimiringkan. "WTF, anak sama Bapak mulutnya sama-sama gak disaring. Sembarangan kalau ngomong. Coba aja ada garukkan sampah, gue garuk juga tuh mulut Bapaknya biar bisa ngajarin anaknya ngomong yang benar" batin Kinan yang kesal. Bukannya minta maaf, Baim hanya tertawa dan masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Dave, dia mengeleng-gelengkan kepalanya dan langsung masuk ke mobil di bangku kemudi. Akhirnya mobil Range Rover hitam itu sampai di sekolahan yang sangat terkenal. Dave turun dan membukakan pintu untuk Baim. Lalu mereka berdua meninggalkan Kinan sendiri di dalam mobil. Setelah lima menit Dave kembali dan masuk ke mobil. Dia mulai menjalankan mesin mobilnya, dan keluar dari parkiran sekolah Baim. "Pak, ponsel saya mana ya?" tanya Kinan yang memeriksa tasnya. "Pak" ucap Kinan lagi yang masih tidak menemukan ponselnya. "Pak kenapa ponsel dan wallet saya gak ada disini?" tanya Kinan yang terkejut. "Saya sita". "WHAT'S," teriak Kinan. "Gak perlu teriak, Telinga saya sakit dengar suara kamu". "Ya, Bapak balikin donk ponsel dan wallet saya. Nanti kalau ada yang menghubungi saya masalah kerjaan bagaimana?" "Kamu sedang cuti, tidak akan ada yang menghubungi kamu masalah kerjaan" "Ya, kalau teman-teman saya bagaimana. Saya gadis socialita, sehari tanpa ponsel, seperti makan sayur kurang garam, Pak" ucap Kinan di dramatisir. "Gak usah Lebay. Bagus makan sayur tanpa garam mengurangi darah tinggi" ucap Dave tenang. "Ish, cape ngomong sama Bapak". Dave hanya terkekeh melihat tingkah laku Kinan.       Kinan Pov Akhirnya gue bisa mengendari mobil sendiri. Range Rover lagi. Itu salah Dave percaya aja dia waktu gue jawab kalau gue bisa bawa mobil. Padahal gue belum lancar. Rere aja sayang mobilnya gue pake. Bodo, yang penting gue bisa balik ke Apartemen, ambil baju. Dan pamer ke si Aqikah, pasti dia iri sama gue. Sekarang gue sudah diparkiran Apartemen, setelah tadi mengantar Dave di kantornya. "AQIKAH BANGUN," teriakku ditelinga Aqikah yang masih tertidur. "KINAN, kemana aja loe. Semalam gue sama Rere panik nyariin loe. Gue kira loe diculik," ucap Aqikah yang baru bangun tidur yang langsung meluk gue. "Ish, bau mandi sana loe. Nanti gue ceritaiin, sekarang gue mau ganti baju dulu. Lagi siapa juga yang diculik," ucapku yang menjauhkan diri dari Aqikah. "Iya juga sih. Secara siapa yang mau culik cewek kaya loe, makannya banyak, tapi body tipis kaya triplek, gak bisa di grepe-grepe. Hahaha" "BANCI MULUT LOE MINTA DI GAMPAR," teriakku sambil meleparkan bantal ke wajahnya. Gue paling sebel sama mulutnya kalau bilang body gue tipis. "Buahahahahaa, loe beneran jadi baby sitter. Cucok chin" tawa Aqikah meledak yang melihat penampilanku. "Tega loe temen lagi kesusahan, malah diketawain". "Sorry chin, gue gak tahu kalau tuh Papa ganteng beneran jadiin loe baby sitter anaknya," ucap Aqikah mengusap punggungku. Drrrt drrrt "Hallo, Ma' nie anak yang loe cari ada disini," ucap Aqikah yang menerima telepon dan aku tahu itu dari Rere. Lalu Aqikah memberikan ponselnya kepadaku. "Buahahahahaha," suara tawa Rere menggelegar sampai aku menjauhkan ponsel dari telingaku. Dan aku tahu ini pasti kerjaan Aqikah yang sengaja mengirim gambar diriku yang menggunakan baju baby sitter. "Awas loe banci," ucapku kesal kepada Aqikah. Dan dia hanya tertawa. "Ma' udah donk jangan ketawaiin gue. Tega bangat kalian" rengekku kepada Rere. "Iya-iya sorry Ki. Tadi gue baru tahu dari HRD loe ngajuin cuti mendadak. Gue gak nyangka Papa ganteng beneran jadiin loe baby sitter. Yaudah loe jalanin aja dulu. Oh iya nanti acara LaPiza Cafe dimajuiin jadi malam minggu, karena mau ada pemilihan LaPiza Icon. Loe bisa gak ?" "Bisa-bisa. Gue pasti dateng. Gue gak mau honor gue hilang" . "Yaudah, jangan lupa datang ya. Minggu ini loe gak dapat bonus party. Bye" Setelah mengambil beberapa baju dan mengganti baju dengan kaos ketat motif bunga-bunga ditambah hot pant sesuai dengan style yang biasa aku pakai. Disinilah aku, diparkiran menunggu Dave sambil mendengarkan musik. Padahal masih jam 10 pagi, kerja apaan dia jam 10 sudah bisa keluar dari kantor. Masa bodoh, bukan urusan gue. Author Pov Tok..tok..tok.. Terdengar suara orang mengetuk kaca mobil. Kinan yang mendengar mengecilkan volume suara radio yang dia nyalakan. Lalu dia membuka kaca mobil dan melihat Dave sudah berdiri. "Turun" ucap Dave kesal, karena sudah dari tadi dia mengetuk kaca mobil. Ceklek "Auuw," ucap Dave yang terkena pintu mobil. "Ups, sorry. Lagi Bapak disitu," ucap Kinan enteng, lalu keluar dari mobil. Betapa terkejutnya Dave melihat penampilan Kinan dari bawah menggunakan hot pant, lalu baju bunga-bunga ketat dan kacamata hitam. "Shiit" umpat Dave. Lalu dia membuka Jasnya dan langsung melingkarkan di pinggang Kinan. Lalu menarik Kinan untuk segera masuk ke dalam mobil. "Nih Pak, jasnya nanti rusak saya suruh ganti," ucap Kinan memberikan jas Dave saat mereka sudah duduk di dalam mobil. "Pakai," ucap Dave sambil melempar dan menutupi paha mulus Kinan. "Gak mau," ucap Kinan melempar kembali jas ke Dave. "Pakai, kamu seneng bangat pakai baju kekurangan bahan seperti ini," ucap Dave yang kembali melempar jasnya menutupi paha Kinan lagi. "Ish, ini style Pak. Katrok bangat. Kayak tidak pernah lihat cewek pakai baju begini. Ooo, jangan-jangan Bapak tergoda ya lihat saya seperti ini," ucap Kinan yang lalu meledek Dave. "Hah, sorry saya tidak terpesona sama body papan catur". "APA?" teriak Kinan. "Kambuh tulinya. Saya tidak tertarik sama kamu yang body-nya mirip papan catur alias triplek alias tipis" ucap Dave sambil menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya ke arah Kinan. Kinan melebarkan matanya, Aqikah temannya saja yang sering mengucapkan kata-kata laknat itu Kinan sudah mengamuk, apalagi Dave orang yang baru dikenal dan sudah mengatur-atur dirinya. Kinan yang kesal dengan ucapan Dave menarik kedua tangan Dave. Tanpa sadar dia meletakkan kedua telapak tangan Dave di atas dua gundukkannya. "PUNYA SAYA LEBIH BESAR DARI PADA PUNYA BAPAK," teriak Kinan yang kesal. Dave terkejut dan terdiam, dia menatap tangannya yang sudah mendarat sempurna diatas gundukkan Kinan. Lalu menatap Kinan. Kinan yang baru sadar melihat tangan Dave lalu menatap Dave, langsung menghempaskan kedua tangan Dave dan berteriak. "Aaaarrrrrggghhh".
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD