"Ma' please tolongin gue. Tolong bilangin ke HO biar bisa buat poster baru," rengek Kinan. Ini sudah kesekian kalinya Kinan merengek kepada Rere.
"Ki, loe kira buat poster segampang janji loe sama itu anak. Repot, harus persetujuan Direktur dulu. Dan gak secepat yang loe mau," ucap Rere.
"Tahu loe chin. Ma' lihat deh nie lekong body-nya oke bangat," ucap Aqikah sambil memperlihatkan majalah dewasa yang sedang dia baca.
"Ish, kalian," ucap Kinan yang kesal.
Hari ini sudah hari ketiga dan malam ini seperti biasa Kinan, Rere, Aqikah ada job di Lapiza Cafe. Mereka bertiga sedang asyik duduk sambil make up disalah satu ruangan yang dikhususkan untuk mereka.
Dave Pov
Siang ini aku sengaja datang mengunjungi Resto Chiken. Aku cuma mau lihat apa kata-kata wanita itu bisa dipercaya. Sebenarnya aku tidak ingin mempermasalahkan tentang semua ini. Tetapi aku harus memberi wanita itu pelajaran agar dia tidak berkata sembarangan lagi dan entah kenapa aku juga ingin sedikit mengganggunya.
Sudah 30 menit aku berada disini, aku tidak melihat poster yang berisi wajah Baim. Aku tersenyum simpul. Memang mustahil dia bisa secepat ini memasang poster. Lalu aku juga tidak melihat dia disini. Aku mencoba menghubungi anak buahku. Untuk menyelidiki dimana dia sekarang. Ternyata saat ini dia sedang ada di Pluit. Oke aku tidak akan menggangu jam kerjanya, jadi aku memutuskan untuk meninggalkan tempat ini.
Malam hari ini aku telah selesai bertemu dengan seorang clien. Aku bertemu di Cafe yang sangat terkenal disini. Setelah selesai dan berjabat tangan dengan clien-ku, aku berniat untuk meninggalkan Caffe.
Suasana Caffe sangat ramai apalagi diluar pengunjung sangat penuh. Karena Cafe ini selalu mengadakan acara dan memasang panggung, sehingga banyak sekali pengunjung yang antusias datang.
"Yeaaay, gimana tadi Dance dari Rainbow Girl's. Mau yang lebih oke? Sekarang kita saksikan Teeeeaaam Lolipop," ucap seorang MC wanita dari atas panggung.
Aku seperti mengenal suara itu. Aku menanjangkan leherku untuk melihat ke panggung. Aku mulai memicingkan mata untuk melihat lebih jelas lagi. Ternyata benar dia Kinan. "Shiit" umpatku. Apa yang dia pakai. Kenapa dia pakai baju kekurangan bahan seperti ini. Sungguh keterlaluan. Dia hanya memakai baju hitam ketat tanpa lengan dengan perutnya yang sedikit terlihat. Kebetulan aku melihat dia berjalan, aku sengaja mengikutinya dari belakang. Sepertinya dia sedang break. Ini kesempatan untukku.
Kinan Pov
Lega sekali, sejak tadi di atas panggung aku menahan ini. Akhirnya bisa aku keluarkan. Setelah aku mencuci tangan dan mengeringkannya. Aku sedikit merapikan rambut yang sengaja aku gerai. Melihat penampilan masih oke, aku melangkah keluar.
"Aaauw," teriakku saat ada orang yang menarik tanganku saat aku baru keluar dari toilet.
"Kamu," pekikku kepada pria, siapa lagi kalau bukan Papa Baim.
"Pakai ini," ucapnya sambil memberikan jaket hitamnya untuk menutupi badanku.
"Apaan sih Pak. Ini saya gak mau," ucapku sambil mengembalikan jaketnya.
"Seorang wanita tidak pantas pakai baju kekurangan bahan seperti ini," ucapnya sambil memsangkan jacketnya lagi dibadanku.
"Hellow, Pak ini style. Bukan baju kekurangan bahan," ucapku kesal.
"Kamu masih ingat janji kamu-kan?" ucapnya datar.
"Heee, Pak maaf bangat. Saya minta maaf".
Bukannya menjawab, dia malan menarik tanganku untuk mengikutinya. Aku sudah berusaha melepaskan tangannya, tapi dia sangat kuat.
"Pak, lepas. Sakit," rengekku.
"Masuk," ucapnya yang sudah membukakan pintu mobil untukku.
"Pak, maaf saya gak bisa. Saya lagi kerja,” mohon diriku.
"Masuk atau saya gendong". Dengan kesal aku sengaja masuk.
"Pak, Papa Baim yang saya tidak tahu namanya-"
"Dave," ucapnya lagi sambil memotong pembicaraanku. Oke aku harus sabar.
"Pak Dave yang terhormat, saya mohon maaf. Saya lagi kerja. Jadi saya boleh turun ya"
"Kamu harus ikut saya"
"Kemana?"
"Kamu tuli atau bodoh"
"What, parah nih orang sembarangan kalau ngomong. Sabar Ki, Sabar. Orang sabar disayang Tuhan" batinku.
"Mulai saat ini sampai seminggu ke depan kamu jadi baby sitter Baim".
"Heee, Pak saya punya kerjaan. Jadi maaf bangat saya tidak bisa," ucapku sambil nyengir kuda.
"Kamu punya cuti 12 hari. Saya sudah telepon kantor kamu, memberitahu kalau kamu cuti 6 hari," ucapnya tenang.
"WHAT," teriakku tidak percaya.
"Tidak perlu berteriak. Saya tidak tuli seperti kamu".
"Wah parah nie orang. Mulutnya pedes mampus ngalahin cabe rawit setan. Nie lagi sembarangan, darimana dia tahu kalau gue masih punya cuti 12 hari. Padahal sengaja gak gue pakai, karena buat persediaan liburan bareng Rere dan Aqikah" batinku kesal.
"Pak, Pak Dave yang ganteng".
"Saya memang ganteng".
"Cih, nyesel gue ngomong gitu"
"Pak, bagaimana kalau besok ? Sekarang saya harus selesaikan job saya dulu. Kalau saya pergi, nanti honor saya dipotong".
"Itu bukan urusan saya".
Hening tidak ada pembicaraan sama sekali. Aku hanya bisa mendengus kesal. Aku memandang keluar jendela dan saat aku sadar aku sudah masuk ke perumahaan besar.
"Pak, kita mau kemana?" tanyaku yang bingung.
"Tuli dipiara," ucapnya yang sudah mematikkan mesin mobilnya.
"Iya-iya. Gak usah ngatain bisa-kan ? Saya juga tahu kalau saya mau jadi baby sitter. Maksud saya ngapain saya diajak kesini?" tanyaku yang sudah kesal.
"Mulai hari ini kamu tinggal disini".
"Pak, saya tidak bawa baju. Lebih baik saya pulang, terus besok pagi saya kesini lagi".
"Ada baju baby sitter, kamu bisa pakai mulai besok. Kalau kamu pulang, siapa yang antar Baim kalau dia mau ke kamar mandi?"
"Apa baju baby sitter. O M to the G. gue pakai baju baby sitter. Bisa ancur dunia persilatan. Apalagi kalau Rere sama Aqikah lihat ? Apa kata dunia ? Seorang Kinan Adriana menjadi baby sitter?" batinku sedih.
"Tidak perlu di dramatisir. Mau ikut turun atau tetap tidur di mobil?" ucapnya tenang dan langsung turun dari mobilnya.
Benar-benar parah nih orang. Seenak jidatnya ngatur-ngatur. Awas aja lihat pembalasan Kinan. Aku dengan terpaksa turun dari mobilnya dan mengekori Pak Dave masuk ke dalam rumah dengan nuansa coklat. Kesal sudah pasti, jangan ditanya. Sudah honor MC di LaPiza cafe pasti dipotong, ditambah cuti selama seminggu. Abis bonus party gue bulan ini.
Saat aku melangkah masuk aku sungguh terkesan, bersih dan wangi. Ya itulah yang aku rasakan. sangat nyaman. Lalu Dave memberitahu kamar untuk aku tempati selama seminggu. Kamar aku berada di lantai 1, sedangkan kamar dia dan Baim ada di lantai 2.
Ceklek
Sungguh luar biasa, memang kamar ini tidak terlalu besar. Ranjangnya sangat empuk. Akhirnya aku bisa tidur sendiri di ranjang empuk. Oh iya, kalian harus tahu. Aku tinggal di Apartemen bersama Aqikah, yah menurut kami ini bisa mengirit pengeluaran. Dan karena tempat tidur hanya satu, kami harus rela bergantian tidur selama seminggu. Kalau aku di ranjang, berarti selama seminggu Aqikah di sofa. Dan sebaliknya. Kebetulan seminggu ini jatah aku tidur di soffa. Jadi karena aku tinggal di rumah Dave, aku tidak tidur di sofa, tetapi di ranjang yang tidak kalah empuk dengan yang ada di Apartemen aku.
Aku langsung membanting tubuhku ke atas ranjang empuk dengan sprei motif bunga. Hem, harum sekali dan bersih. Benar-benar sangat nyaman. Beruntung sekali baby sitter Baim. Pasti dia sangat betah tinggal disini. Rumah bersih, kamar wangi. Pasti kerjaannya cuma ngelihatin Baim, secara itu anak sudah besar.