Keesokan hari kami berangkat ke kantor pukul sembilan pagi untuk menghindari keramaian di lobby. Tanpa voorijder! Aku sudah mewanti-wanti, kalau Alex masih nekat memakai pengawalan voorijder aku akan ngambek sebulan penuh! Begitu sampai kantor Alex menggandengku ke lift. Aku? Berjalan dengan kepala tertunduk agar tidak dikenali orang-orang. Tiba di lantai tiga belas Sandra menyambut dengan senyum manis dan sapaan ramah. Namun, semua itu hanya kedok. Dia tidak senang melihatku, saudara-saudara. Rasa iri hatinya menusuk-nusuk kepalaku. "Aku sudah menyuruh orang memindahkan mejamu kemari." Alex—yang berlagak cuek—merangkulku masuk ke ruangannya. "Uhm ... aku nggak perlu meja sebesar ini kok." Aku tertegun melihat dua meja baru berukuran besar di ruangan CEO. Hampir semua perabotan juga sud