A and K | 6

2138 Words

Saat sedang sarapan, Alsen tak henti-hentinya membuat pipi Olivia merona dengan segala gombalan mautnya. Hal ini sudah menjadi kesenangan Alsen setiap harinya. Dalam pandangannya, Olivia tampak cantik sekali dengan keadaan pipi memerah seperti itu. Aura wanita itu bersinar berkali-kali lipat, sebab itu Alsen selalu candu ingin membahagiakannya. Dua kali lipat lebih menggemaskan, ingin rasanya Alsen menggigit dan memakan pipi itu. Nyam, nyam! Olivia mencubit lengan Alsen. "Resek! Udah ih abisin dulu sarapannya baru gombalin aku lagi. Kamu mah kebiasaan!" Dia mencibir gemas, tidak habis pikir kenapa Alsen hobi sekali menjahilinya. Jujur saja, sebenarnya Olivia juga senang digombali terus meski selalu malu-malu akhirnya. Alsen tertawa geli. "Baiklah, Tuan Putri. Ini tinggal sedikit lagi j

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD