Detik waktu seakan menggema di dalam kamar yang terasa begitu sepi. Tidak ada yang bisa dia peluk lagi saat malam datang. Entahlah, ini perasaan apa. Dia merasa begitu kehilangan gadis nakal itu. Yang selama ini hanya mengganggu kehidupannya yang tentram. Yang mengomel setiap pagi meneriakinya untuk menaruh kembali pakaian kotornya ke keranjang. Yang selalu membuatkan sarapan nasi goreng sosis kesukaannya. “Arghhhh!” Niko mengacak rambutnya frustasi. Sudah seharian dia mencari gadis itu tapi sang pecuri menutup jalannya dengan ilmu sihir yang tidak bisa ditembusnya. “Pelakunya adalah Alvaro.” Sean tiba-tiba sudah duduk di kursi depan tempat tidur Niko. “Apa kau memberitahukan rencana kita padanya?” Tanya Niko menyelidik. “Tidak! Kau yang memberitahunya.” Ungkap