When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Kenapa diam aja?" "Bukannya tadi aku juga udah bilang kalau aku memang menjenguk anak rekan kerja yang sakit. Anak dia lagi sakit jadi aku putuskan untuk menjenguk. Bukannya kamu juga pernah ketemu sama mereka? Kamu tau kan dia punya anak kecil?" "Memang harus banget kamu jenguk Anaknya sampai larut malam kayak gini?" "Aku butuh melakukan perjalan dari sana ke sini, Febi. Kalau aku bisa menghilang, dari tadi juga aku pasti sudah sampai." Andra duduk di kursi yang ada di teras rumah. Febi pun mendaratkan diri di depan sang pria. "Giliran aku ajak jalan, kamu bilang gak bisa lah, sibuk lah, lembur. Banyak alasan. Tapi kamu masih sempat datang ke sana," protesnya kemudian. "Kamu ngajaknya pas aku lagi ada kerjaan. Kamu lihat sendiri tadi. Kamu juga yang mutusin untuk pulang," kilah Andr