When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Binar menghampiri dan berjongkok ketika melihat anaknya sedang duduk di kursi taman sambil menikmati buah mangga kesukaan. "Ata dari mana, Sayang. Bunda nyariin Ata ke mana-mana." "Ata habis beli mangga, Bunda. Bunda mau?" tawar Permata dengan polosnya. Tak mengerti bahwa sang ibu sempat panik saat ia menghilang. Binar menggeleng. "Bunda udah sering bilang, kalau maun pergi, Ata bilang dulu. Gak boleh boleh pergi sendiri." "Ata gak pergi sendiri, Bunda. Ata kan pergi sama Om Baik," sahut Permata lalu menyuapkan kembali buah mangga itu ke dalam mulut. "Bu Binar?" Sang pemilik nama menoleh. Tentu saja terkejut ketika melihat siapa orang yang sedang berdiri di dekatnya. Perlahan ia berdiri. Jangan sampai om baik yang dimaksud putrinya adalah pria itu. "Pak Andra? Sedang apa Anda di sini