When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lisna duduk sambil memperhatikan cucu yang tampak bahagia saat bermain ditemani oleh pria muda yang baru ia kenal. Isi kepalanya bekerja, mencerna pemandangan di depan sana. "Om, Ayo, naik!'' Permata melambaikan tangan saat berada di atas. Andra sejenak diam. Tetapi akhirnya mengikuti keinginan gadis kecil itu setelah memastikan tempat bermain itu cukup kuat dinaiki orang dewasa seperti dirinya. "Ata duduk sini." Andra menepuk paha sendiri dan dituruti oleh Permata. Setelahnya ia meluncur turun dengan Permata di atas pangkuan. Anak itu tertawa senang. "Udah, ya ... sekali aja om naiknya. Takut roboh perosotannya. Ata sekarang naik sendiri aja, yang tangkap," ujar Andra sebelum anak itu kembali memintanya naik. "Takut roboh, Om?" "Iya, nanti kalau perosotannya roboh, Ata sama teman-te