11. Permata Hilang?

1006 Words

Lisna duduk sambil memperhatikan cucu yang tampak bahagia saat bermain ditemani oleh pria muda yang baru ia kenal. Isi kepalanya bekerja, mencerna pemandangan di depan sana. "Om, Ayo, naik!'' Permata melambaikan tangan saat berada di atas. Andra sejenak diam. Tetapi akhirnya mengikuti keinginan gadis kecil itu setelah memastikan tempat bermain itu cukup kuat dinaiki orang dewasa seperti dirinya. "Ata duduk sini." Andra menepuk paha sendiri dan dituruti oleh Permata. Setelahnya ia meluncur turun dengan Permata di atas pangkuan. Anak itu tertawa senang. "Udah, ya ... sekali aja om naiknya. Takut roboh perosotannya. Ata sekarang naik sendiri aja, yang tangkap," ujar Andra sebelum anak itu kembali memintanya naik. "Takut roboh, Om?" "Iya, nanti kalau perosotannya roboh, Ata sama teman-te

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD