When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Jawa Tengah. Empat tahun yang lalu. "Kamu anaknya Bu Rita, ya?" Sang wanita menoleh lalu mengangguk setelah mengenali orang yang bertanya. Meski tidak mengenal, tetapi sering melihat pria itu di kantor tempat ia bekerja. Rita adalah atasannya. "Saya Zean. Dari divisi keuangan." Pemuda tersebut mengulurkan tangan, mengajak untuk berjabat. "Binar." Hanya mengangguk tanpa menyambut uluran tangan pria di dekatnya. Zean tersenyum meringis sambil menarik kembali tangan tangan yang tak bersambut. "Lembur?" "Iya." "Pulang sama siapa?" "Sendiri." "Bawa kendaraan?" "Enggak," jawab Binar karena mobilnya sedang berada di bengkel. "Rawan loh pulang malam sendirian. Pernah dengar Istilah klitih? Kamu bukan asli orang sini kan? Logat kamu gak ada sentuhan pribuminya," ujar Zean. Binar diam. I