21. Tari

1001 Words

Binar mengerucutkan bibir. Tetapi meski begitu, ia tak lantas mengikuti permintaan neneknya. "Bi. Kenapa masih di sini?" "Iya, Nek. Iya ...." Dengan terpaksa Binar beranjak kembali ke depan rumah. Ia kira bisa membujuk sang nenek. Zean tersenyum saat melihat gadis itu kembali dengan wajah kesal. "Gimana?" "Binar diam." "Ya udah aku pulang aja deh kalau nenek kamu gak jadi bicara." Zean memutar tubuh. "Eh! Jangan pulang!" cegah Binar. Ia bisa diomelin sampai pagi oleh sang nenek jika itu sampai terjadi. Zean tersenyum lebar kemudian berbalik dengan memasang raut wajah datar. Berdiri saling berhadapan. "Tadi katanya aku disuruh pulang. Kok sekarang gak boleh?" "Bukan saya yang gak bolehin. Tapi nenek saya," sahut Binar seraya berbalik dan kembali meninggalkan pemuda itu. Zean terke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD