When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ata!" Binar nenoleh ke arah sumber suara, menatap bingung. "Om boleh duduk di sini?" "Boleh, Om." "Makasih." "Om Anda ke sini mau ketemu Ata, ya?" Permata yang sedang duduk di atas rumput beralas karpet sambil menikmati buah mangga, bertanya pada pria yang baru saja mendaratkan diri di sampingnya. Pria itu hanya terkekeh sambil mengusap puncak kepalanya. "Apa rumah Anda di sekitar sini?" tanya Binar, menatap penuh selidik. Andra mengalihkan tatapan. Hati kecil merasa senang karena wanita itu terkesan ingin tahu. "Enggak," jawabnya kemudian. "Di komplek perumahan tempat pertama kali Anda ketemu anak saya?" "Enggak." Binar menghempas napas berat. "Lalu kenapa Anda selalu ada di tempat anak saya berada? Jangan-jangan Anda menguntit? Iya 'kan?" tudingnya kemudian, tidak habis pikir