When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Untuk beberapa saat pandangan Binar dan Andra bertemu. Tentu dengan isi kepala yang berbeda. Binar tertegun, waktu seakan kembali ke masa lalu, ke waktu di mana suami masih bersamanya. Tetapi pria di depannya memang tanpak berbeda. Dia lebih matang dan lebih serius. Tak lagi menampakkan raut wajah ceria yang dulu selalu menghiasi wajah. "Bi," panggil Ervan yang sudah berdiri di samping pintu mobil yang terbuka. Binar menoleh. "Ayo!" ajak Ervan lagi, sekilas mengalihkan tatapan pada pria lain di sana. Hanya menatap datar sebab ia tidak kenal. Andra ikut menoleh ke arah Ervan. Entah kenapa ia tidak suka pada pria yang tidak ia kenal itu. Kembali mengalihkan tatapan pada sang wanita yang masih berdiri mematung. Meski sejak awal Andra tampak tidak mengenali dirinya, tetapi Binar selalu