When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Om Anda!" seru Permata dengan senang saat melihat pria yang sedang berdiri di depannya. "Ata!" Andra tersenyum lebar. Binar terkejut saat melihat pria yang mirip dengan suaminya itu masih ada di sana padahal cukup lama ia pergi. Apa yang di lakukan di kantornya? "Om, Ata mau ke Om Anda,'' ujar Permata, menatap pria yang masih menggendongnya. Meski bagitu banyak tanya, Ervan menurut. Bukannya itu pria tadi yang Binar katakan sebagai rekan kerja? Terapi kenapa Permata tanpak begitu akrab? "Om Anda kerja di kantor bundanya Ata?" tanya Permata berdiri di atas lantai, berhadapan dengan pria dewasa yang berjongkok di depannya. "Enggak, Ata. Om gak kerja di sini. Om abis makan di kantin," jawab Andra. Sebenarnya, ia sendiri tidak tahu kenapa bisa sampai di kantor itu. Hanya berkendara saa