When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Andra berhenti di depan sebuah rumah. "Mobil siapa itu? Apa lagi ada tamu?" gumamnya ketika melihat mobil yang ia yakini bukan milik salah satu penghuni rumah itu, terparkir tak jauh dari tempatnya berada sekarang. Turun dari kendaraan roda empat bertepatan dengan munculnya Febi dari dalam rumah bersama seorang pria. "Hai, Dra," sapa Febi, tersenyum saat melihat tunangannya ada di sana. Andra mendekat tanpa mengatakan apa-apa. "Saya permisi. Jangan lupa yang tadi saya katakan," ujar pria yang keluar rumah bersama Febi. "Iya. Makasih, Dok," angguk Febi. tersenyum mengiringi kepergian tamunya. "Siapa?" tanya Andra saat mobil yang dikendarai pria tidak ia kenal itu melaju menjauh. "Dokter." Andra mengernyit. "Ada yang sakit?" Febi mengangguk. "Iya. Papa sakit. Ayo, masuk!" ajaknya ke