When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Bunda, Ata mau pulang?" tanya Permata. Binar terkekeh mendengar pertanyaan sang anak yang terdengar lucu. "Ata mau pulang enggak?" Permata menggeleng. "Ata pulangnya nanti aja, boleh, Bunda? Ata mau main lagi sama Teh Tasya. Ayo, Teteh. Kita main hp papa lagi!" Menuntun tangan kakak sepupu tanpa menunggu jawaban ibunya. Binar menatap kedua anak perempuan itu. "Tumben gak berantem." Biasanya mereka kerap bertengkar meski karena masalah sepele. "Biarin aja mumpung mereka lagi akur," sahut Damar sambil membereskan piring bekas makan siang. "Tapi mereka anteng main hp Mas loh itu." "Gak apa-apa lah. Asal anteng aja. Aplikasi penting juga udah mas kunci," balas Damar. Dibanding melihat anak-anaknya tantrum dan membuat kepala pusing, ia lebih memilih merelakan ponsel dimainkan anak. "Pap