When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ngapain sih, Mas? Dari tadi ngeliatin aku terus?" tanya Binar yang beberapa saat lalu tiba di rumah kakak sulungnya. Saat dalam perjalanan, Permata berubah pikiran dan ingin pergi ke rumah Damar padahal sudah dekat dengan rumah Argawira. "Mas ngeliat ada yang beda sama kamu, Bi." "Beda apanya?" tanya Binar lagi. "Beda aja. Tapi mas juga gak tau apa." "Gak jelas!" Wanita satu anak itu memutar bola mata. "Oh, iya, Mas. Mas masih simpan foto aku sama suami aku?" "Suami gak bertanggung jawab maksud kamu?" sinis Damar. "Mas ... kita kan gak tau apa yang terjadi sama Mas Zean. Siapa tahu dia menghilang karena ada sesuatu yang terjadi," sahut Binar, membela suaminya apalagi setelah melihat Andra yang ia duga adalah Zean. Damar menghela napas panjang. Tentu saja ia merasa bersalah atas ap