When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." "Wangi banget. Masak apa sih?" Andra menghampiri ibunya yang sedang berada di dapur. Dikecupnya puncak kepala wanita itu. Elia menatap bingung. "Kamu kenapa?" "Kenapa apanya?" Andra mengernyit bingung. Wanita paruh baya tersebut membingkai wajah putranya, memindai dengan seksama. "Wajah kamu keliatan berbeda." Andra terkekeh sambil menjauhkan tangan sang ibu dari wajahnya. "Beda apa sih, Ma? Orang sama aja. Papa di mana?" "Ada di belakang," jawab Elia yang masih terheran melihat sikap putranya. "Ya udah. Aku mau ke papa." Andra berlalu tanpa menunggu jawaban sang ibu. Elia menatap punggung pria muda tersebut. "Kenapa dia? Sumringah banget. Kayak yang lagi seneng. Udah lama aku gak lihat dia sesenang itu. Aku jadi penasaran," gumamnya. "Bi tolon