When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tok! Tok! Tok! "Masuk, By," titah Andra ketika melihat sekretarisnya berdiri di ambang pintu yang memang sejak tadi setengah terbuka. Pria bernama Abyan dan biasa di sapa Aby itu menghampiri. "Maaf, Pak, berkasnya—" "Ini saya periksa dulu. Kamu tunggu aja sebentar lagi," potong Andra. Aby mengernyit. Bukankah tadi atasannya mengatakan akan memeriksa berkas itu besok agar sore ini bisa pulang cepat? Kenapa sekarang justru dikerjakan? Padahal ia sendiri sudah bersiap untuk pulang karena memiliki janji temu setelah pulang bekerja. Aby sendiri datang dengan maksud ingin bertanya soal berkas penting. Biasanya sang atasan akan meminta ia untuk membereskan. Akhirnya keluar dari ruangan. Meski bingung ia tidak berani bertanya. "Kamu beneran banyak kerjaan?" tanya Febi setelah Aby meninggalka